TEMPO.CO, Bandung - Fakultas Seni Rupa dan Desain punya banyak peminat di jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ke ITB 2015. Pendaftarnya mencapai 2.199 dengan kapasitas kursi 88 orang. Kampus itu menjadi paling populer dengan tingkat persaingan tertinggi di ITB, yakni 1 kursi diperebutkan 25 orang.
Wakil Rektor ITB Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Bermawi Priyatna mengatakan, kampus terpopuler berikutnya yakni Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD). Dengan daya tampung 116 orang, peminatnya 2.794 peserta, sehingga rasio persaingannya 1:24 orang. “Itu sama dengan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan di kampus Jatinangor, 35 kursi diminati 831 orang,” kata dia di ruang kerjanya, Senin, 13 Juli 2015.
Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) menjadi kampus populer lainnya. Dengan daya tampung 83 orang, peminatnya sebanyak 1.881 peserta SBMPTN, dan rasio persaingannya 1:23. Sementara Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB dengan rasio 1:22, daya tampung 154 orang, diserbu hingga 3.429 peserta.
Meskipun populer, kata Bermawi, passing grade atau nilai minimal mahasiswa dari hasil SBMPTN yang diterima di fakultas tersebut tidak semuanya tinggi.
Di ITB, nilai passing grade tertinggi ada di Fakultas Teknologi Industri (FTI). Nilai minimalnya sebesar 701 dari tes SBMPTN yang berskala nilai 0-1000 poin. Di FTI, daya tampungnya 146 kursi dengan tingkat persaingan 1:14 orang. “Artinya yang minat ke FTI sudah tahu nilainya harus tinggi untuk bersaing masuk,” ujar Bermawi.
Passing grade tertinggi kedua di kampus Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), yakni 689, dengan tingkat persaingan 1:18 orang. Seorang calon mahasiswa baru STEI bahkan memegang rekor sebagai peserta SBMPTN 2015 bernilai tertinggi se-Indonesia. “Nilainya 925,39,” katanya.
Bermawi mengatakan, rata-rata nilai peserta SBMPTN yang lolos ke ITB tertinggi di Indonesia. Tahun ini di pilihan Sains dan Teknologi, nilai rata-ratanya 706,52. Adapun di pilihan Sosial dan Humaniora, nilai rata-ratanya 664,13. “Di ilmu sosial juga tinggi, ITB peringkat kedua di bawah Universitas Indonesia,” ujarnya.
ANWAR SISWADI