TEMPO.CO, Yogyakarta: Migrante International, organisasi non-pemerintah Filipina yang fokus pada buruh migran, melansir informasi adanya temuan bukti perdagangan manusia, yang menimpa Mary Jane Fiesta Veloso. Sekretaris Jenderal Migrante International, Sol Pillas, melalui surat elektronik, mengatakan ada perkembangan positif, ihwal proses hukum orang yang diduga merekrut Mary Jane.
Departemen Kehakiman Filipina membuat semacam resolusi. Isinya, mendakwa pidana Maria Kristina Sergio dan Julius Lacanilao, merekrut Mary Jane secara ilegal. “Ini perkembangan positif bagi kampanye pembebasan Mary Jane,” katanya, 13 Juli 2015.
Merujuk data Migrante International, Departemen Kehakiman Filipina menemukan bukti untuk mendakwa Maria Kristina Sergio dan Lacanilao, sebagai perekrut Mary Jane secara ilegal. Lacanilao adalah orang yang memperkenalkan Mary Jane kepada Maria Kristina Sergio, yang menjanjikan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia, dengan gaji bulanan 25 ribu peso.
Ini membuktikan, ada kejahatan atau penipuan terhadap Mary Jane, yang sebelumnya harus menyerahkan telepon selulernya, dan menggadaikan barangnya untuk mengumpulkan duit 7.000 peso, yang diduga untuk membayar biaya perekrutan buruh migran.
Sidang kasus perekrutan ilegal terhadap Maria Kristina Sergio dan Lacanilao di Filipina sempat tertunda. Sebab, ada tiga orang yang mengadu sebagai korban. Maria Kristina Sergio dan Lacanilao saat ini masih ditahan. Sidang selanjutnya 21 Juli nanti, di Filipina.
Aktivis Jaringan Buruh Migran Indonesia, Karsiwen, menyambut baik perkembangan itu. Dia berharap hasil persidangan nanti membuktikan bahwa Mary Jane hanya korban perdagangan manusia. “Kami akan terus memantau dan berkomunikasi dengan Migrante International,” tuturnya.
Pengacara Mary Jane, Agus Salim, menyatakan otoritas hukum Filipina akan menemui otoritas hukum di Indonesia, untuk membicarakan tindak lanjut proses hukum Maria Kristina Sergio dan Mary Jane. “Kami mengikuti perkembangan yang ada,” kata dia.
SHINTA MAHARANI