TEMPO.CO, Purwokerto - Selama musim kemarau 2015 ini, ribuan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) liar berkeliaran di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas. Mereka kerap menyerbu rumah penduduk untuk mendapatkan makanan. “Jumlahnya ribuan, bahkan saat ini tidak hanya ada di desa ini, tapi sudah sampai ke desa tetangga,” kata seorang warga, Kasmiyah, Selasa, 7 Juli 2015.
Monyet-monyet itu tak hanya menjebol atap rumah yang rata-rata terbuat dari genting. Setelah berhasil membuka atap rumah, mereka turun dan mengambil semua makanan yang ada di rumah. Tak terkecuali bumbu dapur yang menjadi sasaran aksi mereka.
Rumah-rumah warga penganut Islam Alif Rebo Wage atau Aboge itu memang kebanyakan terbuat dari kayu, bukan tembok. Pintu rumah pun terbuat dari kayu dengan kunci pintu yang masih sederhana. Hanya menggunakan kait kayu.
Jika tak dijaga, sering kali monyet-monyet itu bisa masuk ke rumah melalui pintu. “Mereka cukup pintar, bisa membuka kait kayu dan masuk ke rumah,” katanya.
Turahman, 60 tahun, mengatakan monyet tak hanya mengambil makanan di rumah tapi juga merusak tanaman warga. “Mereka sering merusak tanaman dan mengambil nira kelapa,” katanya.
Baca Juga:
Di musim kemarau ini ulah kera ini semakin liar. Mereka menjadi liar karena ketersediaan makanan di kawasan hutan Perhutani yang menjadi habitat kera sudah jarang tersedia.
ARIS ANDRIANTO