TEMPO.CO, Pontianak - Kepolisian Daerah Kalimantan Barat punya cara mendorong jajarannya aktif terlibat menghentikan kasus kebakaran hutan di wilayahnya. Kapolda Brigadir Jenderal Polisi Arief Sulistyanto, memberi bendera berlambang api kepada Polres yang memiliki kebakaran hutan terbanyak di wilayahnya.
"Polres yang mendapatkan bendera berlambang api pada bulan depan adalah Polres yang wilayahnya memiliki titik api terbanyak," ujar Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Polisi Arief Sulistyanto, Selasa 7 Juli 2015, dalam analisa dan evaluasi kinerja jajaran Polres di Polda Kalbar.
Kriteria ini, kata Arief, dianggap penting karena hingga saat ini tidak ada institusi yang benar-benar bergerak untuk total mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan. "Kita tidak ingin permisif pada fenomena kabut asap di Kalbar. Harus ada tindakan penanggulangan dan pencegahan, sebelum penindakan," katanya.
Baca juga:
Kasus Angeline: Margriet Ditembak Saja, Lempar Tahi Ayam!
KASUS ANGELINE: Dicaci Maki Warga, Peran Margriet Dominan
Polda Kalbar berkomitmen ikut menekan jumlah kebakaran hutan dan lahan dengan membentuk Satuan Tugas Antikebakaran hutan dan lahan. Satgas dengan koordinator Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Kalbar, Komisaris Besar Polisi Suhadi SW ini, mengedepankan Bhabinkamtibmas sebagai lini terdepan pencegahan dan penanggulangan Karhutla.
"Berdasarkan pantauan satelit NOAA, periode Januari hingga Juli tahun 2014 terdapat 1993 titik api di Kalbar. Sedangkan periode yang sama tahun ini, masih dibawah 50 titik api," tambah Dir Binmas Polda Kalbar, Kombes Pol Suhadi SW.
Sejak Senin malam, Satgas mengajak seluruh perangkat desa untuk patroli malam, melihat titik api di sekitar Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Rasau Jaya di Kabupaten Kubu Raya. Pagi harinya, Bhabinkamtibmas beserta perangkat desa menggunakan mobil penerangan Polda mengimbau petani setempat untuk tidak membakar lahan saat melakukan Landak clearing.
Kalimantan Barat adalah salah satu daerah yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo sebagai penumpang asap di Indonesia. Dalam kunjungannya ke Kalbar Februari lalu, Jokowi mengharapkan semua daerah memicu semua elemen untuk menekan jumlah titik api akibat kebakaran hutan dan lahan. "Mekanisme sudah ada, tinggal kemauan saja. Jika berhasil akan ada reward," janji Jokowi.
ASEANTY PAHLEVI