TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta Panglima Tentara Nasional Indonesia terpilih Gatot Nurmantyo segera melakukan konsolidasi dan evaluasi pada instansinya. Gatot sendiri telah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menggantikan posisi Jenderal Moeldoko sebagai Panglima TNI.
"Arahan presiden segera melaksanakan konsolidasi, mengevaluasi apa yang sudah ada, dan melanjutkan apa yang sudah dilaksanakan panglima terdahulu dengan evaluasi itu," kata Gatot di halaman Kantor Presiden, Jumat, 3 Juli 2015.
Dalam pertemuan dengan Jokowi, Gatot juga melaporkan dirinya telah melakukan uji kelayakan dan disetujui DPR menjadi Panglima. Namun, ia belum tahu kapan pelantikan akan dilakukan.
Sebelum didapuk menjadi panglima, Gatot menjabat Kepala Staf Angkatan Darat. Lulusan Akademi Militer tahun 1982 ini pernah menjadi Gubernur Akademi Militer pada 2009-2010. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat pada 2013-2014.
Penunjukkan Gatot sempat menuai polemik. Jokowi dianggap mengubah tradisi pengangkatan Panglima TNI sejak pemerintahan Abdurrahman Wahid. Biasanya, jatah panglima dibagi bergilir untuk tiga matra yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, dan TNI Angkatan Laut. Sedangkan Moeldoko dan Gatot sama-sama berasal dari matra loreng hijau.
TIKA PRIMANDARI