TEMPO.CO, Makassar - Sebilah parang dan empat selongsong peluru ditemukan di lokasi pembacokan tiga anggota Polres Gowa di Bundaran Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Selasa, 2 Juli 2015. Benda itu ditemukan saat kepolisian melakukan pra-rekonstruksi. Namun siapa pemilik benda itu masih misteri lantaran sedang dalam penelitian tim forensik.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Komisaris Besar Frans Barung Mangera menyatakan pihaknya belum bisa memastikan adanya kontak senjata saat kejadian. Namun temuan selongsong peluru disebutnya dibenarkan oleh saksi. Kendati demikian, selongsong peluru itu masih harus diteliti oleh Laboratorium Forensik Polri Cabang Makassar. (Baca: PEMBANTAIAN DI GOWA: Tim Khusus Polisi Kejar Para Pembunuh)
"Hasil uji balistik itu nanti akan disampaikan kepada tim khusus agar kasus ini secepatnya dapat terungkap," kata Barung, kemarin. Dalam pengusutan kasus ini, pihaknya menerapkan dua metode. Di antaranya secara konvensional dengan pemeriksaan saksi-saksi dan secara ilmiah dengan penelitian forensik maupun uji balistik.
Barung menegaskan pihaknya berusaha maksimal mengungkap aksi brutal kelompok orang tak dikenal yang menganiaya tiga anggota Polres Gowa. Dalam insiden berdarah itu, Brigadir Irvanudin tewas karena kehabisan darah. Ia mengalami luka parah di sekujur tubuhnya karena sabetan parang.
Berita Angeline Dibunuh
Saksi: Margriet Cubit Paha Angeline Sampai Membiru
EKSKLUSIF: Ditelantarkan Margriet, Lidah Angeline Ada Darah
EKSKLUSIF:Bukti Margriet Lebih Suka Kucing daripada Angeline
Dua rekan almarhum, Brigadir Dua Usman dan Brigadir Mus Muliadi, juga menderita luka parah dan dirawat di Rumah Ssakit Bhayangkara Makassar. Di malam nahas itu, ada dua polisi yang luput dari serangan membabi-buta dari kelompok orang tak dikenal, yakni Brigadir Sulaiman dan Brigadir Firdaus. Keduanya pergi makan di samping pos polisi.
Sejauh ini kepolisian sudah mengamankan dua orang tak lama usai pembacokan ketiga polisi. Kedua sosok misterius itu dicokok di Makassar dan kini menjalani pemeriksaan intensif. Barung menyatakan pihaknya belum bisa membeberkan identitas keduanya karena berkaitan dengan pengembangan. Toh, mereka pun belum ditetapkan sebagai tersangka.
Tragedi Hercules
Serdadu Itu Ikut Makamkan Isteri dan 4 Anaknya di Satu Liang
TRAGEDI HERCULES: Wasiat Sang Teknisi Sebelum Dijemput Ajal
KSAU: Hercules Jatuh karena Menabrak Antena Radio
Penganiayaan yang lebih mirip pembantaian di Bundaran Samata itu diduga dilakukan sekitar 20 orang. Mereka menggunakan dua mobil dan empat sepeda motor. Dalam aksinya, komplotan penjahat sadis itu menutupi wajahnya dengan memakai penutup muka mirip scarf. Barung menyebut pihaknya tidak mengetahui motif penyerangan itu. "Tindakan mereka itu pengecut," katanya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Selatan dan Barat Komisaris Besar Khasril mengatakan pihaknya mengambil-alih penanganan kasus pembacokan tiga anggota polisi Gowa itu. Musababnya, kasus tersebut menjadi atensi Kepala Polda Sulawesi Selatan dan Barat karena mendapat sorotan publik. "Iya, kasusnya ditarik ke Polda," ucap dia.
Lebih jauh, Khasril mengaku belum bisa berkomentar banyak mengingat status kasus masih dalam penyelidikan. Ia mengatakan informasi ihwal perkembangan kasus pembantaian itu dia serahkan kepada Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan dan Barat. Adapun penarikan kasus itu diketahui diiringi pembentukan tim khusus.
TRI YARI KURNIAWAN
Berita Terpopuler
Tragedi Angeline Ogah Diperiksa, Margriet Melawan
KSAU: Hercules Jatuh karena Menabrak Antena Radio
EKSKLUSIF: Kisah Pilu Angeline Selama Hidup dengan Margriet
RESHUFFLE KABINET:Ditekan Isu Hina Jokowi, Ini Reaksi Istana
Komplotan Pembacok Tiga Polisi Gowa Ditangkap