TEMPO.CO, Jakarta -Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi memberikan prioritas kursi untuk calon bergender perempuan. Pansel berharap hadirnya sosok pimpinan perempuan dapat memberikan variasi kepemimpinan dan kinerja pemberantasan korupsi.
"Memang belum pasti ada yang lolos, tapi kalau ada perempuannya itu baik," kata juru bicara Pansel, Betti Alisjahbana saat ditemui di kantornya, Kamis, 2 Juni 2015.
Betti sendiri mengklaim belum memiliki prediksi kuat atas 43 nama calon perempuan yang mengajukan diri. Sejauh ini, pansel hanya bisa membaca para calon melalui kelengkapan data termasuk curriculum vitae. Akan tetapi, data itu tak cukup menggambarkan seluruh pribadi seorang calon.
"Hanya latar belakang dan pengalaman saja yang bisa dibaca, tapi integritas dan kemampuan belum bisa dilihat," kata dia.
Soal sosok, Betti menyatakan, memang belum ada sosok yang cukup menonjol dari seluruh calon perempuan. Akan tetapi target pansel soal variasi kemampuan membuka pintu lebar masuknya calon perempuan terutama di bidang perbankan, keuangan, hukum dan informasi teknologi.
Meski demikian, sejumlah calon perempuan tercatat berasal dari kepolisian dan kejaksaan. Dua lembaga yang memiliki kemampuan dan pengalaman khusus soal penyelidikan dan penyidikan. "Kita lihat saja. Semoga ada yang bisa lolos," kata dia.
Pansel akan menutup pendaftaran Capim KPK sekitar pukul 12.00 WIB, Jumat, 3 Juli 2015. Hingga rapat terakhir pansel, menurut Betti, masih banyak pendaftar yang berkasnya tak lengkap dan berpeluang gugur seleksi administrasi. Pansel tak akan menghubungi dan mengandalkan inisiatif serta kesadaran tiap calon.
"Memang separuh dari 523 calon yang mendaftar itu dokumennya tak lengkap," kata Betti.
FRANSISCO ROSARIANS