TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo hari ini bertemu dengan bekas Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 45 menit tersebut, Jokowi menceritakan berbagai permasalahan yang selama ini dihadapinya.
Salah satu hal yang menjadi fokus pembicaraan mereka adalah perombakan kabinet atau reshuffle. Syafii mengaku dimintai masukan mengenai rencana tersebut. Bahkan, menurut dia, rombak kabinet akan segera dilakukan dalam waktu dekat.
"Saya lihat isyaratnya iya, tapi saya enggak mau mendahului," kata Syafii setelah bertemu Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 29 Juni 2015. Namun dia enggan membeberkan nama menteri yang akan dicopot Jokowi.
Syafii datang sekitar pukul 10.30. Dalam pertemuan tersebut, dia mengaku didampingi politikus Partai Amanat Nasional, Sutrisno Bachir. Namun, saat keluar sekitar pukul 11.10, Sutrisno tak tampak dalam rombongan Syafii.
Kepada Syafii, Jokowi juga menceritakan maraknya mafia pada berbagai sektor. Jokowi mengeluhkan susahnya memberantas praktek mafia. Kendalanya adalah mafia yang ada saat ini merupakan warisan masa lalu.
Hal lain yang dikeluhkan Jokowi kepada Syafii adalah masalah di Papua. Menurut dia, pemerintah pusat sudah menggelontorkan dana hingga Rp 35 triliun. Namun gelontoran dana itu nyatanya tak sampai ke masyarakat di lapisan bawah.
Permasalahan inilah yang menurut dia bisa memicu gerakan separatis. "Dananya hanya dinikmati para elite, bukan untuk rakyat," ujarnya.
Namun Syafii yakin bahwa permasalahan tersebut bisa segera diatasi. Apalagi Jokowi juga sudah beberapa kali turun langsung ke lapangan. Bahkan, menurut dia, saat berkunjung ke Papua, Jokowi sempat tak menerima rekomendasi keamanan dari Badan Intelijen Negara. "Tapi nyatanya aman," tutur Syafii.
FAIZ NASHRILLAH