TEMPO.CO, Sekayu - Bupati Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Pahri Azhari masih menjadi buah bibir di Sekayu dan Palembang.
Masyarakat menunggu pembelaan politikus PAN ini atas operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pekan lalu di Palembang. Komisi antirasuah itu menangkap delapan orang, termasuk dua anak buah Pahri.
Namun, hingga kini, keberadaan Pahri masih simpang-siur. Kepala Humas Pemkab Musi Banyuasin Solekhan memastikan Pahri sedang di Palembang.
Namun informasi lain menyebutkan Pahri sedang berada di Sekayu, ibu kota Kabupaten Musi Banyuasin. "Kami belum bisa membantu (mempertemukan), karena Bupati sedang di Palembang," ucap Solekhan, Kamis, 25 Juni 2015.
Hingga sekitar pukul 09.00, Pahri belum juga tiba di kantornya. Sedangkan pegawai negeri dan tenaga honor mulai berdatangan menuju ruang kerja mereka.
Solekhan memastikan suasana kerja di pemerintahan Musi Banyuasin tidak terganggu dengan adanya peristiwa operasi tangkap tangan KPK. "Normal saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar Solekhan.
Tempo juga memantau aktivitas pegawai di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Musi Banyuasin. Pegawai mulai terlihat berdatangan sejak pagi hari. Area parkir sepeda motor dan mobil terlihat dipenuhi kendaraan tamu dan pegawai. "Seperti ini kami setiap hari bekerja on schedule," kata seorang pegawai di kantor Bappeda.
Saat ini Kepala Bappeda dan DPKAD telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Keduanya langsung ditahan setelah menjalani pemeriksaan awal di Palembang dan Jakarta. Kantor dua bawahan Pahri itu berdekatan. Kantor DPKAD persis di sebelah kiri pojok kantor Bupati Musi Banyuasin. Sedangkan kantor Bappeda terletak di bagian depan sayap kiri kantor Pahri.
PARLIZA HENDRAWAN