TEMPO.CO, Bandung - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Moechgiyarto mengatakan, sejak jalan tol Cikampek-Palimanan atau Cipali dibuka sudah terjadi 30 kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan tol tersebut.
“Kebanyakan laka (kecelakaan) tunggal, ada laka yang dihantam dari belakang karena mungkin ngantuk,” kata Moechgiyarto selepas menemui Ketua DPRD Jawa Barat di Bandung, Selasa, 23 Juni 2015.
Menurut Moechgiyarto, kecelakaan itu terjadi di sejumlah titik sepanjang jalan tol itu. “Macam-macam, ada yang di KM 114, KM 94, ada yang tidak pada titik itu," kata dia.
Dia sengaja mengecek sendiri lokasi kecelakaan di KM 94. Di lokasi ini terjadi dua kali kecelakaan yang terjadi malam hari. “Di sana ada reflektor yang belum terpasang, dan itu sudah kita sampaikan pada pengelola jalan tol,” kata Moechgiyarto. (Baca: Kecelakaan di Tol Cipali, DPR Minta Ada Audit Keselamatan)
Reflektor merupakan rambu pembatas jalan yang akan terlihat menyala terang saat tersinari lampu kendaraan untuk membantu pengemudi yang melintasi jalan tol yang mayoritas minim penerangan.
“Jalan tol itu rata-rata tidak ada penerangan. Penerangan ada apabila melewati jembatan atau belokan. Sehingga perlu ada reflektor, kalau kena sinar akan terlihat rambu-rambu itu oleh pengemudi,” kata Moechgiyarto.
Menurut Moechgiyarto, idealnya sepanjang jalan tol itu terdapat rambu reflektor tersebut. “Tapi itu kan mahal juga, barangkali jaraknya perlu dikurangi supaya bisa mencakup dengan baik,” katanya.
AHMAD FIKRI
