TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk Pulau Ai, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, dikejutkan dengan perubahan warna air laut di wilayahnya yang mendadak berubah dari kebiruan menjadi merah seperti darah. Akibatnya, banyak nelayan yang tidak berani melaut. Sebagian mempercayainya sebagai pertanda akan terjadi sesuatu.
Peneliti ekologi kelautan dan biokimia Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, A'an Johan Wahyudi, memberikan penjelasan mengenai fenomena laut merah di Pulau Ai, Kepulauan Banda, itu. Dia mengatakan ada dua kemungkinan yang menyebabkan perubahan warna pada air laut.
"Kemungkinan paling besar adalah blooming algae merah," ujar A'an lewat sambungan telepon, Senin, 22 Juni 2015. Dia mengatakan, jika mengandung racun, bisa berdampak bagi lingkungan. Dampaknya adalah ikan yang hidup di sekitar perairan akan mati. Ikan yang dimakan manusia juga berpotensi menimbulkan penyakit, dari mual dan muntah hingga terganggunya saraf.
Kemungkinan lain adalah perubahan kondisi kimiawi yang terjadi karena perubahan komposisi fosfor dan besi. Namun A'an belum bisa memastikan penyebab fenomena laut merah di Maluku Tengah itu. "Perlu dilihat langsung kondisinya seperti apa," katanya.
SATWIKA MOVEMENTI