TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan keterangan Agustinus Tai yang disampaikan kepada penyidik kerap berubah. Salah satunya, keterangan soal perannya dalam kematian Angeline.
"Penyidik masih terus mendalami lantaran keterangannya yang sering berubah," kata Arist saat dihubungi, Sabtu, 13 Juni 2015. Semula, Agus mengaku sebagai pelaku penyebab tewasnya Angeline.
Kepada penyidik, Agus mengaku membenturkan kepala bocah berusia 8 tahun itu ke lantai. Ia lalu memperkosa dan melilit leher Angeline dengan tali yang ada di dalam kamar pegawai yang bertugas mengurus pakan ayam itu.
Belakangan, Agus mengatakan hanya ditugasi mengubur jasad Angeline. Artinya, kata Arist, kejahatan itu tak hanya dilakukan oleh pelaku tunggal.
Untuk melengkapi proses penyelidikan, Arist mengatakan, orangtua kandung Angeline--Hamidah, 28 tahun, dan Rosidiq--sudah menjalani tes DNA.
Sementara itu, aktivis Perlindungan Perempuan dan Anak di Bali, Siti Sapurah, mengatakan Agus berbohong soal uang Rp 12 miliar yang dijanjikan oleh Margriet. "Saya dengar langsung kalau dia sebenarnya berbohong," kata Siti, Sabtu, 13 Juni 2015.
Sebelumnya, politikus Partai NasDem dari Komisi III DPR, Akbar Faisal, menyebut Agus dijanjikan uang Rp 12 miliar oleh Margriet untuk membunuh Angeline. Akbar Faisal mengatakan itu setelah bertemu dengan Agus di tahanan Kepolisian Resor Kota Denpasar.
Siti menduga Agus bukan tokoh dalam pembunuhan ini. Menurut dia, ada aktor lain yang memang dekat dengan Margriet dan Agus. "Agus melindungi aktor-aktor ini," katanya.
Angeline dinyatakan hilang sejak 16 Mei lalu. Polisi akhirnya menemukan tubuh bocah ini terkubur membusuk di bawah pohon pisang di pekarangan rumahnya pada Rabu, 10 Juni 2015. Jasad Angeline dibalut kain seperti seprei berwarna terang yang telah bercampur dengan warna tanah. Polisi juga menemukan tali dan boneka yang dikubur beserta Angeline.
LINDA HAIRANI | SYAILENDRA