TEMPO.CO, Sidoarjo - Selama ini tak ada konflik antara buaya dan masyarakat. Jadi kami santai saja. Begitu kata Kepala Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo, Hari Mahmudi saat melakukan ritual larung sesaji di hulu Sungai Porong, Sabtu, 6 Juni 2015.
Warga Dusun Awar-awar, Desa Tambakrejo, melakukan ritual larung sesaji yang dipercaya bisa memberikan keselamatan bagi warga setempat, sekaligus sebagai persembahan bagi buaya jelmaan leluhur yang dalam dua pekan terakhir ini sering muncul di perairan dusun setempat.
Warga menyatakan kemunculan buaya berkaitan dengan roh leluhur. Selain melarungkan sesaji, warga menggelar kesenian tayub. Diiringi tabuhan gending, tabuhan ketipung, dan tembang Jawa, mereka berjoged.
Warga pun menolak evakuasi buaya oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur. Karena itu, Tim evakuasi pada Kamis kemarin meninggalkan lokasi.
Hingga hari ini, pengunjung masih membeludak. Bagi warga, kemunculan buaya memberikan keuntungan. Ribuan pengunjung dari Sidoarjo dan luar kota setiap hari datang ke lokasi karena penasaran. Kehadiran para pengunjung lantas dimanfaatkan warga setempat dengan menjual makanan dan minuman.
ARTIKA RACHMI FARMITA