TEMPO.CO , Jakarta: Kepolisian RI memutasi puluhan perwira tinggi dan menengah, termasuk Brigadir Jenderal Antam Novambar. Pewira di Detasemen Khusus 88 itu diangkat sebagai Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Badan Reserse Kriminal Polri.
Nama Antam sempat santer lantaran diduga mengintimidasi Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisaris Besar Endang Tarsa. Saat itu, ia menjabat sebagai Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Ia datang bersama Komisaris Besar Agung Setia, Kepala Subdirektorat Pencucian Uang Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Antam dan Agung, menurut sejumlah informasi, membujuk Endang agar bersedia menjadi saksi pada sidang praperadilan penetapan tersangka Komisaris Jenderal Budi Gunawan oleh komisi antikorupsi. Endang diminta menyatakan bahwa penetapan tersangka calon kepala Polri yang telah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat itu dilakukan atas desakan Ketua KPK Abraham Samad dan wakilnya, Bambang Widjojanto.
Dugaan intimidasi berlangsung di restoran cepat saji McDonald’s di Larangan, Ciledug, Banten, pada Minggu malam 8 Februari 2015. Usaha Antam dan Agung ternyata tak mulus. Dalam pertemuan pertama, Endang berkukuh bahwa penetapan tersangka Budi Gunawan telah dilakukan sesuai dengan prosedur. Antam pun mengundang Endang kembali. Namun, Endang berkukuh menolak tawaran Antam dan mengucapkan 'terima kasih'.
Tiba-tiba Antam menjentikkan jari tangannya. Rupanya, ia memberi kode kepada orang-orang yang duduk di teras McDonald’s. Enam orang masuk dalam sekejap, termasuk seorang polisi wanita. Mereka diperkenalkan oleh Antam sebagai anggota Brigade Mobil. “Ini anggota saya. Mereka akan menuruti apa pun perintah saya kepada kamu,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, Antam bakal menduduki jabatan baru di Bareskrim sesuai dengan surat Telegram Rahasia bernomor ST/1242/VI/2015 tertanggal 5 Juni 2015. "Lihat kegiatanya Pak Kapolri. Tapi, biasanya paling lama 14 hari setelah TR ditandatangani," ujar Juru Bicara Markas Besar Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto melalui pesan singkatnya, Sabtu, 6 Juni 2015.
DEWI SUCI RAHAYU