TEMPO.CO, Jakarta - Lima mahasiswa Makassar asal Bima, Nusa Tenggara Barat, dipulangkan setelah ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror di Makassar, Minggu, 24 Mei 2015. Salah seorang di antaranya yakni Hasanuddin, 25 tahun, mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT). Ia kembali beraktivitas setelah dilepas tim kepolisian itu pekan lalu.
Kendati demikian, Hasanuddin tampak masih tertekan dan ketakutan. Saat ditemui di Masjid Darurrahmah, Jalan Toddopuli II, Makassar, Hasan--sapaan akrabnya--irit berbicara. Ketika ditanya, dia lebih banyak diam. Beberapa kali ia hanya memberikan isyarat, seperti anggukan kepala untuk membenarkan.
Hasan hanya menjelaskan bahwa kondisinya sehat seusai penangkapan. Ia juga membenarkan informasi bahwa dia dipulangkan dalam satu rombongan. Tapi dia enggan merinci pemulangan itu. Dia juga ogah menjelaskan kabar yang mengatakan masih ada temannya yang belum dipulangkan oleh Densus 88. "Wallahualam," katanya kepada Tempo, Kamis, 4 Juni 2015.
Setelah melontarkan jawaban itu, Hasan menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa berkomentar lebih banyak lagi. Setelah itu, pemuda berambut pendek itu bergegas menuju kamar yang terletak di dalam kompleks masjid.
Selain Hasan, empat mahasiswa yang ditangkap Densus yakni Salman dan Abdul Azis, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar); Andi Irawan (Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Gunung Sari); dan Firmansyah (UIT). Keempatnya juga tinggal di masjid, tapi di lokasi yang berbeda. Mereka adalah pengurus dan imam masjid serta guru mengaji.
Salman dan Azis tinggal di Masjid Rahmah Ar-Rauf, yang terletak di dalam kompleks Bumi Pesona Pelangi, Makassar. Namun mereka tidak ada saat Tempo mengunjungi masjid itu. Begitu pula Irawan dan Firmansyah, yang tak ada di Masjid Al-Falah, Jalan Bonto Dg Ngirate, Makassar, tempat mereka tinggal.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian RI Brigadir Jenderal Agus Riyanto menjelaskan, lima mahasiswa terduga teroris yang ditangkap di Makassar memang telah dipulangkan. Total, dari tujuh orang yang ditangkap hidup-hidup, cuma dua yang status pemeriksaannya ditingkatkan ke tahap penyidikan.
Adapun dua terduga teroris yang dicokok di luar lima mahasiswa itu yakni Abdul Qadir alias Abu Ayman dan Nur Kholid alias Minde. Selain menangkap tujuh terduga teroris pada akhir Mei lalu, pasukan elite kepolisian itu menewaskan dua terduga teroris saat terjadi kontak senjata di Poso. Keduanya diketahui bernama Ano Lampe dan Azis Masamba.
TRI YARI KURNIAWAN