TEMPO.CO, Yogyakarta - Empat anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dikeroyok seitar 25 orang di depan Kafe Bimo di Sukoharjo, 30 Mei 2015 dini hari. Akibatnya, satu orang tewas dan satu lagi masih belum sadarkan diri di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Suhardi Hardjolukito Yogyakarta.
"Satu anggota meninggal dunia atas nama Sersan Mayor Zulkifli (39). Satu orang masih kritis dan belum sadar atas nama Pelda Teguh Prasetyo," kata Kepala Penerangan dan Perpustakaan Landasan Udara TNI Angkatan Udara Adisutjipto, Mayor (Sus) Hamdy Londong Allo, Selasa, 2 Mei 2015.
Zulkifli merupakan Bintara Sarban Dislog Detasemen Markas Mabes TNI Angkatan Udara asal Ciracas Jakarta Timur. Sedangkan Teguh adalah anggota Skuadron Teknik di Landasan Udara di Madiun.
Zulkifli meninggal dunia pada Senin, 1 Mei 2015 sekitar pukul 21.30 WIB. Setelah dioutupsi di Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito Yogyakarta, jenazah diterangkan ke Jakarta dengan pesawat Hercules A-1327 dari Adisutjipto, Selasa siang, 2 Mei 2015.
Acara pemberangkatan jenazah Zulkifli dipimpin langsung oleh Komandan Landasan Udara TNI Angkatan Udara Adisutjipto Yogyakarta Marsekal Pertama Imran Baidirus. Acara sederhana dilakukan untuk penghormatan kepada tentara itu
Londong menyatakan, pengeroyokan itu terjadi setelah empat anggota TNI Angkatan Udara usai dari kafe Bimo. Tidak tahu kenapa, mereka dikeroyok oleh oknum Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan.
"Sudah ada 12 tersangka oknum Kopassus yang menganuaya anggota TNI Angkatan Udara itu," kata Londong.
Untuk pastinya kata dia, informasi selanjutnya bisa ditanyakan ke pihak Polisi Militer di Solo atau Kepala Penerangan Komando Daerah Militer IV Jawa Tengah.
Kata Londong, dua anggota TNI Angkatan Udara lainnya yang dikeroyok oleh oknum anggota Kopassus itu dirawat di rumah sakit di Solo dan salah satunya sudah pulang ke rumah. Namun satu lagi masih dirwat.
Kolonel Arh Elphis Rudi, Kepala Pe.erangan Komando Daerah Militer IV Dipobegoro mengaku belum menerima kabar itu. Namun ia akan mengecek ke pihak yang menangani kasus itu jika memang ada anggota TNI yang terlibat. "Saya tanyakan dulu," kata dia.
MUH SYAIFULLAH