TEMPO.CO, Padang - Rektor Universitas Andalas Werry Darta Taifur mengatakan tidak sepakat dengan gagasan penghapusan skripsi sebagai syarat kelulusan mahasiswa program strata satu (S-1). Sebab, jika pemerintah ingin mendorong banyaknya riset, skripsi harus ada.
"Tulisan skripsi itu berdasarkan riset. Itu yang sekarang diharapkan dari generasi muda," katanya, Jumat, 29 Mei 2015.
Menurut Werry, bila tak dibimbing dari jenjang S-1, generasi muda tak akan termotivasi untuk melakukan riset. Sebab, kata Werry, yang membedakan sekolah menengah atas dengan perguruan tinggi adalah penelitian dan pengabdian, yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. "Jika penelitian itu dihilangkan, roh Tri Dharma akan kabur," ujarnya.
Werry menambahkan, bila ada kekhawatiran terjadi kecurangan dalam pembuatan skripsi, yang seharusnya dilakukan adalah peningkatan pengawasan terhadap mahasiswa dan dosen. "Bukan penghapusan skripsi. Ini akan membuat minat terhadap penelitian berkurang."
Adapun Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Andalas Febrin Annas Ismail mengatakan pihaknya tak bisa menolak menjalankan gagasan ini jika sudah menjadi aturan resmi. Namun, kata Febrin, sebaiknya gagasan itu dicermati lagi dengan saksama. "Bagi saya, laporan akhir berupa skripsi masih diperlukan," katanya.
Febrin mengatakan, kalau ada kecurangan dalam pembuatan skripsi, penegakan hukum terhadap pelaku kecurangan itu harus diperketat "Ini seperti menumpas tikus di lumbung padi. Jangan dibakar semuanya. Cari cara mencari tikus itu saja," ujarnya.
ANDRI EL FARUQI