TEMPO.CO, Sampang - Aparat Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sampang, Jawa Timur, tengah menyelidiki sebuah laporan yang menyebutkan ada bisnis esek-esek yang menyediakan penghulu. Sebuah rumah kos yang terletak Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Kota, diduga menjadi tempat prostitusi, lengkap dengan jasa penghulunya. "Tapi masih kami dalami kebenarannya," kata Penyidik Pegawai Negeri Sipil Satpol PP Sampang Muhammad Jalil saat dikonfirmasi, Kamis, 28 April 2015.
Menurut laporan warga, ujar Jalil, prostitusi berpenghulu itu sudah lama terjadi. Agar aman, pemilik kos bersikap loyal kepada warga sekitar. Namun, karena semakin ramai, warga yang resah akhirnya melapor ke Satpol PP Sampang. "Dulu jarang-jarang. Tapi sekarang hampir 24 jam ada orang yang diduga pasangan mesum ke rumah kos itu. Warga resah," ujarnya.
Baca Juga:
Jalil menjelaskan, prostitusi berpenghulu itu adalah, setiap ada pasangan mesum yang hendak menyewa kamar di kosan tersebut, sang pemilik menyediakan jasa penghulu, agar lelaki hidung belang dan pekerja seks komersialnya bisa aman melakukan hubungan badan tanpa melanggar aturan dalam agama Islam. "Masih kami dalami bukti-buktinya. Setelah kuat, baru akan kami lakukan penangkapan," ucapnya tanpa merinci alamat tempat kos yang dimaksud.
Jalil menambahkan, para PSK di rumah kos itu kebanyakan berasal dari luar Sampang, seperti Kabupaten Pamekasan dan Bangkalan. Usia mereka masih sangat belia, rata-rata di bawah 20 tahun. Tarifnya pun bervariasi, mulai Rp 300 hingga 1 juta. "Yang usia 30 tahun, kabarnya Rp 300 ribu. Yang usia 25 ke bawah, mulai Rp 500 hingga 1 juta," tuturnya.
Dalam menangani laporan ini, kata Jalil, pihaknya sangat berhati-hati dan tidak akan serampangan melakukan penangkapan terhadap para PSK dan semua pihak yang terlibat. "Soalnya, kami belum punya payung hukum yang kuat untuk menangani para PSK," ucapnya.
MUSTHOFA BISRI