TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meminta warga lokalisasi prostitusi Saritem tidak cemburu terkait dengan masih beroperasinya panti pijat dan spa di Bandung. Dia mengatakan Pemerintah Kota Bandung akan memukul rata semua lokasi yang diduga menjadi tempat praktek prostitusi.
“Sudah saya bilang dengan Kapolres (Kepala Kepolisian Resor Bandung Komisaris Besar Romano Yoyol) untuk melanjutkan razia ke tempat lain,” ucap Emil--sapaan akrab Ridwan Kamil--saat ditemui setelah menerima penghargaan Indonesia Marketers di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Selasa, 26 Mei 2015.
Lokasi lain yang diduga melayani praktek prostitusi antara lain tempat kos dan karaoke. Dia berujar, Pemkot saat ini tengah menggodok satuan petugas khusus (satgasus) untuk memberantas prostitusi di kotanya. Pembentukan satgasus dilakukan karena permasalahan lokasi prostitusi tak pernah berhenti.
“Satuan ini bekerja seperti satgasus PKL (pedagang kaki lima). Karena kami pikir prostitusi harus dilawan bukan hanya oleh Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) saja,” tutur Ridwan Kamil. Nantinya, satgasus ini tak hanya diisi aparat saja. “Misalnya, di dalam satgasus, ada Dinas Sosial, karena prostitusi ini menyangkut penyakit sosial,” katanya.
Sambil membuat satgasus, Emil berencana membeli lahan yang selama ini menjadi lokasi prostitusi. Dia menjelaskan, Pemkot akan mencari izin bangunan lokasi prostitusi. Jika ditemukan bangunan dengan peruntukan yang berbeda, Pemkot akan lebih mudah merebut bangunan itu.
Emil mengimbau warga agar tak resah menanggapi kembali maraknya prostitusi di Saritem. Dia berkomitmen menebas habis faktor-faktor yang membuat lokasi prostitusi tersebut hidup.
Sebelumnya, polisi kembali merazia lokasi prostitusi Saritem. Lokasi tersebut sudah dilarang pemerintah sebagai tempat prostitusi sejak 2007. Pada 2012, polisi kembali menyisir lokasi tersebut. Dan beberapa waktu lalu, polisi menjaring muncikari dan pekerja seks komersial di lokasi itu. Pemkot pun mendata PSK yang akan diserahkan ke Dinas Sosial. Mereka berjumlah 150 orang.
Adapun Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung Edy Marwoto mengatakan satuannya mulai fokus menyisir semua indekos di Bandung untuk mengurangi tingkat prostitusi. Target utama mereka di antaranya indekos yang berlokasi di sekitar perguruan tinggi.
“Menjadi harapan kita bahwa tempat-tempat kos bukan menjadi tempat prostitusi ilegal. Ini akan terus dilakukan, terutama kos-kosan yang dekat dengan universitas,” ujar Edy, kemarin.
Melalui pemerintah kewilayahan, warga sering melaporkan adanya pasangan muda-mudi tak resmi yang menginap bersamaan. Masyarakat melapor bahwa ada sejumlah tempat kos yang terlalu bebas, seperti menjadi lokasi untuk bermesraan bagi pasangan bukan suami-istri dan kegaduhan penyewa kamar di tengah malam.
PERSIANA GALIH