TEMPO.CO, Mataram - Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat (NTB) Wahyudin mengatakan tingkat kemiskinan di NTB masih cukup tinggi. Pada September 2014, jumlah penduduk miskin mencapai 816.621 atau 17,05 persen dari jumlah penduduk NTB.
Wahyudin menjelaskan, selama periode Maret–September 2014, penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sekitar 15.130 orang, yakni dari 370.180 pada Maret 2014 menjadi 385.310 pada September 2014.
Sedangkan di daerah pedesaan justru berkurang sebanyak 19.330 orang, yakni dari 450.640 pada Maret 2014 menjadi 431.311 pada September 2014.
Selama Mei-Juni 2015, BPS NTB melaksanakan program Pemutakhiran Basis Data Terpadu 2015 terhadap 873 ribu rumah tangga. Pendataan ini dilakukan guna menentukan jumlah warga miskin pada 2015.
Data yang dimutakhirkan meliputi karakteristik rumah tangga, yaitu permukiman, lingkungan, dan anggota keluarga.
Menurut Wahyudin, penetapan rumah tangga yang menjadi sasaran pemutakhiran dilakukan dalam forum konsultasi publik (FKP) yang dilakukan di tingkat desa dan kelurahan. “Semuanya dilibatkan dalam penetapan calon rumah tangga yang akan didata,” katanya, Senin, 25 Mei 2015.
Fasilitator dan asisten fasilitator telah ditunjuk BPS NTB guna memandu FKP. Mereka berasal dari tenaga yang pernah aktif dalam program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri dan para pekerja sosial lain. Mereka bertugas mendapatkan data terbaru 14 kriteria rumah tangga miskin calon penerima bantuan pemerintah.
Wahyudin menjelaskan, pemutakhiran data pernah dilakukan pada 2005, 2008, dan 2011. Data yang diperoleh menunjukkan peningkatan. Pada 2008 ditemukan 559.000 rumah tangga sasaran (RTS), sedangkan pada 2011 bertambah menjadi 802.000 RTS.
Asisten III Sekretaris Daerah NTB Bidang Administrasi Umum dan Kesejahteraan Lalu Syafii menyebutkan pemutakhiran data diperlukan dalam kaitan dengan penetapan sasaran program perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.
SUPRIYANTHO KHAFID