TEMPO.CO, Yogyakarta - Pergelaran Jogja Nite Run diharapkan bisa menjadi agenda rutin di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebab, selain menyehatkan, kegiatan lari pada malam hari tersebut menunjang pariwisata di provinsi yang terkenal dengan kreativitas masyarakatnya ini.
"Saya berharap ini menjadi event rutin," kata Gusti Bendoro Pangeran Haryo Prabukusumo, Ketua Umum Komite Nasional Olahraga Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu malam, 23 Mei 2015.
Jogja Nite Run dihelat pada Sabtu malam, 23 Mei 2015. Acara itu memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) sebagai kegiatan lari dengan peserta terbanyak, yaitu 4.200 orang, yang menggunakan sepatu produk lokal.
Perhelatan lari malam hari yang mulai digandrungi masyarakat ini dilaksanakan di Taman Parkir Senopati atau di depan gedung Bank Indonesia Yogyakarta. Peserta acara ini menempuh jarak sekitar 6 kilometer.
Masyarakat mengikuti kegiatan ini karena menganggapnya menyehatkan. Mereka juga bisa bersenang-senang dengan banyaknya permainan dan barang-barang seperti kaus, gelang, dan bubuk seperti tepung yang bisa menyala pada malam hari.
Penggagas Jogja Nite Run, Haryanto, menyatakan perhelatan seperti ini sangat diminati. Bahkan turis mancanegara banyak yang ikut serta. "Pertumbuhan pariwisata yang dikemas dengan acara olahraga ini sangat menarik. Jajanan, kamar hotel, dan suvenir juga laris karena banyak peserta dari luar daerah, " katanya.
Haryanto menerangkan, acara ini terselenggara sebagai program tanggung jawab sosial perusahaan sepatu Desle. "Sepatu produk lokal yang banyak menyumbang sepatu kepada pelajar yang kurang mampu," katanya.
MUH. SYAIFULLAH