TEMPO.CO , Mataram: Menjelang puasa, Nusa Tenggara Barat menyiapkan 34 ribu ekor sapi potong. Suplai tersebut diambil dari potensi 128 ribu ekor sapi potong. Jumlah ini lebih rendah dari tahun sebelumnya, karena NTB menyiapkan produksi daging sapi potong. Sedangkan sapi bibit untuk daerah provinsi lain yang dikeluarkan izinnya jumlahnya hanya 10 ribu ekor.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Nusa Tenggara Barat Budi Septiani menjelaskan suplai sapi potong menjelang puasa tersebut dikurangi karena berharap secara bertahap tidak lagi kirim sapi hidup.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan dalama daerah NTB sendiri sebanyak 75 ribu ekor sapi potong. Pemerintah Provinsi NTB yang memiliki program Bumi Sejuta Sapi memiliki populasi sapi 1,013 juta ekor.
NTB juga menyediakan straw (sperma) bibit sapi jenis Bali. Jumlah pejantan sapi itu sebanyak 20 ekor. Ini untuk menyukupi kebutuhan nasional karena selama ini memiliki Singosari tidak mampu melayani lebih banyak lagi.
Menurut Budi Septiani, sebagai sumber sapi bibit nasional karena bebas penyakit, juga sedang menyiapkan agroeduwisata. Selama ini, setiap tahunnya provinsi ini menerima kunjungan lebih 20 kali kunjungan studi dari daerah lain, “Semua provinsi mengharapkan sapi dari NTB,” kata Budi, Jumat, 22 Mei 2015.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu NTB Ridwan Syah membuka peluang investasi daging sapi potong. “Yang sudah ada di Bima butuh mitra bisnis,” ucapnya.
Saat ini PT Berdikari di Kabupaten Bima memiliki kapasitas produksi 20 ekor sapi potong per hari. Dagingnya dikemas untuk melayani kebutuhan luar daerah. Ia membandingkan antar pulau sapi potong setiap hari berkisar 100-200 ekor. “Tidak ada nilai tambahnya kalau dikirim dalam keadaan hidup,” kata Ridwan.
SUPRIYANTHO KHAFID