TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku terkejut dengan susunan Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut dia, nama-nama itu berubah dari masukan awal.
"Ya berubah, tapi waktu itu kan hanya masukan," kata Kalla saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Jumat, 22 Mei 2015. Kalla mengaku tak memberi masukan terhadap nama-nama anggota Pansel yang akhirnya dipilih Presiden Joko Widodo. "Ya enggak, kan saya tak di sini," ujarnya. Kalla memang sejak Rabu, 20 Mei lalu, melakukan kunjungan ke Jepang.
Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan nama-nama anggota Pansel KPK. Pansel terdiri atas sembilan orang yang semuanya perempuan. Latar belakang para anggota Pansel cukup beragam, dari ahli hukum, ahli keuangan, sosiolog, ahli teknologi dan informasi, hingga psikolog. Ekonom dari Mandiri, Destry Damayanti, ditunjuk sebagai Ketua Pansel.
Nama-nama anggota Pansel memang berbeda dari daftar yang sempat beredar di publik. Saat itu beberapa pakar hukum tata negara disebut-sebut akan menjadi petugas seleksi pimpinan komisi antirasuah. Nama yang sempat muncul antara lain Jimly Asshidiqie, Romli Atmasasmita, Eri Riana, dan Margarito Kamis.
Walaupun begitu, Kalla mengaku bangga karena Pansel seluruhnya diisi perempuan. Apalagi, menurut dia, korupsi saat ini juga kerap bersentuhan langsung dengan wanita, baik sebagai korban maupun dalam hal pemberantasannya.
Mengenai posisi Ketua Pansel yang diisi ekonom, Kalla tak mempermasalahkannya. Terlebih korupsi juga erat kaitannya dengan ekonomi. Dan pemberantas korupsi juga diwajibkan paham tentang bisnis. "Bukan hanya masalah hukum semata, kebijakan ekonomi harus diawasi agar tak ada pelanggaran," tuturnya.
FAIZ NASHRILLAH