TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti menyatakan siap untuk membantu mengusut kasus Petral. Apalagi mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri telah memberi sejumlah data mengenai kasus Petral.
"Yang tidak siap, siapa? Datanya masih dipelajari," kata Badrodin di Markas Besar Polri, Jumat, 22 Mei 2015.
Baca Juga:
Badrodin menjelaskan walaupun ada data-data tersebut tidak serta merta langsung dilaksanakan penyelidikan atau penyidikan. Hal ini tergantung dari ada tidaknya unsur pidana. Namun Badrodin enggan menjelaskan isi data tersebut.
Faisal Basri mendatangi Badan Reserse Kriminal pada Kamis malam. Faisal mengaku diundang Bareskrim untuk dimintai pendapat soal kasus Petral pada Kamis malam. Faisal datang sendiri dan bertemu tiga orang Bareskrim, termasuk Kepala Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Victor Simanjuntak. "Petral ini kan panas dari dulu. Teman-teman Bareskrim pengin tahu kasus Petral, jadi saya kasih tahu," ujar Faisal.
Faisal juga sempat menyebut sejumlah nama yang terkait dalam kasus tersebut, tapi bukan nama mafia Migas. "Saya kantongi nama-nama, Bareskrim juga. Kebetulan ada yang cocok, tapi bukan nama mafia Migas," ujar Faisal.
Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi mengeluarkan 12 rekomendasi yang diberikan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia. Salah satu rekomendasinya adalah pembubaran Petral Group. Untuk pembubaran Petral masih harus menunggu hasil audit investigasi yang ditargetkan rampung pada April 2016 mendatang. PT Pertamina Tbk saat ini masih menyeleksi lembaga audit.
"Kalau tim, cuma mengharapkan diambil alih oleh Pertamina supaya fasilitasnya bisa dipakai untuk memproduksi Ron 92, gitu aja," ujar Faisal.
DEWI SUCI RAHAYU