TEMPO.CO, Makassar - Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Makassar, meliburkan mahasiswanya setelah bentrok dengan aparat kepolisian di depan kampus di Jalan Sultan Alauddin, Kecamatan Rappocini, Makassar, Rabu kemarin. Mahasiswa diliburkan terhitung Kamis-Minggu, 21-24 Mei mendatang.
"Kami diliburkan sampai Minggu. Senin pekan baru aktivitas perkuliahan kembali normal," kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unismuh, Makassar, Munir, kepada Tempo, Kamis, 21 Mei. Kendati diliburkan, kata Munir, aktivitas lembaga kemahasiswaan tetap berjalan.
Setelah bentrok dengan aparat kepolisian, BEM Unismuh Makassar belum mengambil sikap mengenai aksi lanjutan. Munir mengaku tengah melakukan konsolidasi bersama sejumlah kelompok mahasiswa lainnya. Ia belum dapat memastikan apakah demonstrasi menuntut Jokowi-Jusuf Kalla akan terus berlanjut atau tidak.
Disinggung soal demonstrasi kelompoknya yang berakhir bentrok, Munir mengaku bukan dimulai oleh pihaknya. Ia menduga ada oknum yang melakukan provokasi sehingga membenturkan mahasiswa dengan polisi bersama sejumlah warga. "Intinya, bukan kami yang mulai. Ada yang melempar batu, dan tidak tahu siapa," tuturnya.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unismuh, Makassar, Samhi Muawan Djamal, membenarkan ihwal kebijakan kampus meliburkan mahasiswa. Namun pihaknya enggan berkomentar banyak mengenai kebijakan itu maupun kepastian hingga kapan mahasiswa diliburkan. Samhi sempat menyebutkan mahasiswa diliburkan sampai Selasa pekan depan.
Baca Juga:
"Iya, benar mahasiswa diliburkan setelah kejadian kemarin (bentrok mahasiswa melawan polisi dan warga)," ujar Samhi. Bentrokan itu memang merusak citra kampus. Terlebih, di kampus itu akan berlangsung Muktammar ke-47 Muhammadiyah. Tak heran, saat para mahasiswa berdemonstrasi hingga bentrok, tampak sejumlah dosen berusaha meredam mereka.
Dalam bentrokan di depan kampus Unismuh, Makassar, itu, seorang anggota Satuan Samapta Bhayangkara Polres Gowa, Brigadir Kepala Ivno Murjid, terkena panah pada bagian kaki kiri. Tak hanya polisi, dua jurnalis yang tengah meliput, yakni Aksa, wartawan Go TV; dan Fadjar Thalib, wartawan Metro TV, terkena panah pada tangan mereka.
TRI YARI KURNIAWAN