TEMPO.CO, Bandung - Pekerja seks berusia 17 tahun di Saritem, Bandung, mengaku terjun ke dunia hitam lantaran desakan ekonomi. Wanita yang hanya mengenyam bangku sekolah hingga kelas 2 sekolah menengah pertama tersebut mengatakan keluarganya sangat membutuhkan biaya untuk membayar utang.
"Bapak saya tukang bangunan. Itu pun kadang enggak kerja. Saya bantu orang tua buat bayar utang," ujarnya, Rabu, 20 Mei 2015.
Dia menuturkan pekerjaan yang sedang lakoni ini diketahui orang tuanya. Menurut pengakuannya, dia baru empat bulan bekerja di Saritem. "Mau gimana lagi, kita butuh uang," ucapnya.
Saat ditanya apakah ada keinginan untuk melepaskan pekerjaan tersebut dan melanjutkan sekolah, dia mengaku sangat ingin melanjutkan sekolah dan mendapatkan pekerjaan yang laik. Dia pun berharap pemerintah dapat membantunya.
"Pengin sekolah lagi, tapi nanti kalau utang-utang keluarga sudah lunas," tuturnya. Setiap bulan, dia mendapatkan penghasilan sebesar Rp 25 juta dari hasil menjajakan diri.
Penggerebekan di Saritem dilakukan pada Rabu malam, 20 Mei 2015. Ratusan polisi menyisir lokalisasi prostitusi terbesar di Kota Bandung tersebut secara menyeluruh.
Ratusan pekerja seks yang tersebar di sejumlah rumah di perut gang Saritem kaget bukan kepalang. Sebanyak 169 pekerja seks, 14 muncikari, dan 32 lelaki hidung belang digelandang ke Markas Kepolisian Resor Kota Besar Bandung untuk dilakukan pendataan.
IQBAL T. LAZUARDI S.
VIDEO TERKAIT: Cerita Risma tentang Penutupan Lokalisasi Dolly