Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dilepas di Alam, Lutung Jawa Bertemu Kelompok Baru

image-gnews
Adzuki, Lutung Jawa jantan, di kandang habituasi (kandang sementara) untuk penyesuaian diri selama 2 hari sebelum dilepas di hutan, 27 April 2015. Lutung Jawa ini kiriman dari kebun binatang Port Lympne, Inggris. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Adzuki, Lutung Jawa jantan, di kandang habituasi (kandang sementara) untuk penyesuaian diri selama 2 hari sebelum dilepas di hutan, 27 April 2015. Lutung Jawa ini kiriman dari kebun binatang Port Lympne, Inggris. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Iklan

TEMPO.CO , Malang: Sembilan lutung jawa (Trachypithecus auratus) di hutan lindung Kondang Merak Malang telah beradaptasi dengan lingkungan. Lutung yang terdiri dari dua kelompok dengan satu individu tersebut telah menunjukkan perilaku alaminya. Lutung memakan pakan alami, bergerak mengitari hutan lindung dan mengenal habitat alami.

"Pergerakan masih sekitar kandang. Sekitar 200 meter dari kandang," kata Project Manager Pusat Rehabilitasi Lutung Jawa, Javan Langur Center (JLC), Iwan Kurniawan, Rabu, 13 Mei 2015.

Lambat laun, kata Iwan, lutung akan bergerak menjauh dari kandang dan membuat sarang baru. Setiap kelompok, masing-masing memiliki jarak jelajah lutung alami di hutan seluas 21 hektare.

Setelah dilepasliarkan akhir April 2015, sebanyak tiga relawan mengamati pergerakan lutung. Tujuannya, untuk memastikan lutung hidup dan mampu beradaptasi di habitat alaminya. Selain itu, juga menghindari predator maupun pelaku berburuan liar. Selama dilepas, lutung repatriasi dari Kebun Binatang Inggris telah menunjukkan mampu berabtasi di alam.

Lutung memakan aneka jenis dedaunan pohon ketapang, segawe, keben dan vikus. Kedua kelompok lutung bahkan telah berbaur dengan koloni yang terdiri dari tiga ekor lutung yang menempati kawasan tersebut. "Mereka bisa berbagi wilayah. Tak sampai terjadi serangan fisik untuk mempertahankan teritori," kata Iwan.

Sedangkan seekor lutung yang dilepas secara individu, Adzuki 15,5 tahun telah masuk ke dalam hutan. Bahkan, relawan JLC kesulitan memantau lantaran terhalang tanaman perdu sedangkan Adzuki memanjat pohon tinggi mencapai 15 tahun.

Iwan mengatakan perburuan satwa rawan mengurangi populasi lutung di alam. Apalagi sejak dibuka jalur lintas selatan, kawasan hutan semakin terbuka. Untuk itu, dibutuhkan pengawasan dan kesadaran warga sekitar hutan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Petugas polisi hutan sempat menangkap pelaku pemburu satwa menggunakan senjata api. Mereka ditangkap dan diminta untuk membuat surat pernyataan tak melakukan perburuan satwa. "Jika mengulangi diproses hukum dan dijatuhi sanksi moral dari kelompok warga setempat," ujarnya.

JLC sempat melakukan pengamatan populasi lutung pada 2010 dan 2015. Hasilnya, tak ditemukan kelompok lutung yang menempati kawasan tersebut. Namun, keterangan warga ditemukan sejumlah lutung dalam kelompok kecil. "Mungkin ketua kelompok lutung nanti ditembak. Sebagian yang betahan kocar-kacir," katanya.

Selama ini, JLC telah lima kali melepasliarkan lutung jawa dengan total 73 individu. Tersebar di sejumlah lokasi mulai di suaa margasatwa dataran tinggi hyang, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Tahura R Soerjo. Hasil pemantauan diketahui jika lutung yang dilepas ke alam bertahan dan berkembang biak dengan baik.

Populasi lutung menurun sekitar 30 persen selama 36 tahun terakhir atau tiga generasi. Masing-masing generasi selama 12 tahun. Populasi menurun akibat perburuan liar dan menyusutnya habitat. Perburuan diambil daging, diawetkan dan dipelihara.

Perdaganan lutung jawa secara ilegal juga marak di sejumlah daerah di Jawa Timur. Sementara habitatnya terfragmentasi sehingga mengancam populasinya. Sejak 1999 lutung jawa dimasukkan sebagai satwa yang dilindungi. Spesies ini masuk kategori konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar (CITES) dalam Appendix II karena populasinya mendekati terancam sampai punah.

EKO WIDIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Petugas mengukur panjang sirip  lumba-lumba pink saat melakukan sensus, di kawasan reservasi Mamiraua, Amazon, Brazil, 20 Januari 2020. Nelayan setempat masih melakukan praktek perburuan ilegal terhadap lumba-lumba air tawar atau lumba-lumba pink untuk dijadikan umpan saat memancing ikan berjenis piracatinga. REUTERS/Bruno Kelly
Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.


Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus saat merilis penangkapan pedagang hewan langka/ Tempo/Julnis
Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.


Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Kepala Hydrophis cyanocinctus, ular luat yang bernapas dari dahinya. (Theconversation/Alessandro Palci)
Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.


Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Bulus yang diserahkan pada pengelola Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Dok. Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta
Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.


Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjing dengan ras Siberian Husky tidur berbaris dengan enam anaknya. (dailymail)
Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.


Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Bangkai Harimau Sumatera yang Dibunuh Warga Mandailing Natal,Ahad 4 Maret 2018. Dok.Polda Sumut.
Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.


Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Masuk Pemukiman Warga, Petugas Lepasliarkan Kukang Jawa. TEMPO/Darma Wijaya
Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.


Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Binatang sejenis lumba-lumba berkepala dua yang tertangkap nelayan di Laut Utara, pada Mei 2017. (bbc.co.uk)
Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.


Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Tiga Lutung Jawa Asal Inggris Tiba di Javan Langur Center Batu. TEMPO/Dicky Nawazaki
Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.


30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

Beberapa ekor Kukang yang disita dari pelaku penjual hewan dilindungi, 5 Oktober 2016. TEMPO/Inge Klara
30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.