TEMPO.CO, Jakarta - Susilo Bambang Yudhoyono batal ke Australia menyusul memanasnya hubungan Indonesia dengan Negeri Kanguru itu karena proses eksekusi mati dua warga Australia. Melalui akun Twitter-nya, @SBYudhoyono, SBY “curhat” soal kunjungannya yang batal.
"Setelah berkonsultasi dengan Duta Besar untuk Australia dan pejabat utama di Jakarta, saya putuskan untuk membatalkan kunjungan," cuit SBY, Rabu, 29 April 2015. Tak lupa ia mencantumkan "*SBY*" sebagai tanda bahwa cuitan itu benar-benar buah pemikirannya.
SBY bercerita, awalnya ia hendak ke Perth pada minggu ini sebagai profesor yang mengunjungi University of Western Australia dan US-Asia Centre. Bahkan, pada kunjungan lima hari itu, SBY dijadwalkan berpidato dalam forum internasional bertema "In The Zone" tentang kerja sama Asia-Pasifik.
Namun, menurut SBY, situasi politik, sosial, dan keamanan di antara kedua negara sedang tak kondusif. "Ini berkaitan dengan protes keras Australia terhadap Indonesia," ujarnya. Protes itu terkait dengan eksekusi terpidana mati dua warga Australia bernama Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang dilakukan pada Rabu dinihari tadi. Gara-gara itu, kata SBY, masyarakat Australia berunjuk rasa di sejumlah kota.
Padahal SBY berharap selama berada di Australia ia bisa mendiskusikan pemulihan hubungan kedua negara ini. Namun dia diyakini oleh pihak Australia dan Kedutaan Indonesia yang mengindikasikan akan terjadi hal-hal yang bisa mengganggu jika Ketua Umum Partai Demokrat itu memaksakan pergi ke sana.
MUHAMAD RIZKI