TEMPO.CO, Bandung - Tiga orang pendaki asal Bandung di Nepal belum jelas keberadaannya. Hingga hari kedua setelah gempa, pihak keluarga dan Taruna Hiking Club Bandung masih berusaha mencari.
“Belum ada kabar, saat ini masih dicari,” kata ketua klub pendaki tersebut, Grahito Handaru kepada Tempo, Senin, 27 April 2015.
Ketiga orang pendaki tersebut yakni Jeroen Hehuwat, lelaki kelahiran 5 Februari 1976 dengan nomor paspor W 114462, beralamat di Jalan Bukit Dago Utara 2/7 Bandung. Pendaki kedua adalah Kadek Andana, lelaki kelahiran 10 Oktober 1988, dengan nomor paspor W 559385, beralamat di Jalan Bukit Dago Utara 1/20 Bandung. Kemudian, Alma Parahita, perempuan kelahiran 29 Maret 1983, dengan nomor paspor W 559386, beralamat di Jalan Aeromodelling 49 Arcamanik Bandung.
Beberapa orang kerabat yang coba dihubungi sedang menanti kabar baik.
“Saya sedang tidak enak bicara, karena terlalu emosionil buat saya,” kata Dolly yang menunggu kabar terbaru Jeroen Hehuwat.
Saat gempa berkekuatan magnitudo 7,8 terjadi Nepal, Sabtu, akhir pekan lalu, ketiga pendaki asal Bandung itu sedang dalam perjalanan menuju puncak Yala. Berdasarkan jadwal perjalanan, ketiga pendaki Bandung itu bergerak ke Khyangin Gompa di ketinggian 3.749 meter dari permukaan laut pada 24 April lalu.
Sebelum mencapai puncak Yala pada 26 April, mereka melakukan aklimatisasi atau menyesuaikan kondisi tubuh dengan lingkungan pada 25 April saat terjadi gempa. Ketua tim pusat krisis Taruna Hiking Club Gyaista Sampurno di akun Facebook klub tersebut menyebutkan pihaknya beberapa jam lalu berhasil menghubungi operator perjalanan dan pemilik Himalayan Experience, Russel Brice di bandara Kathmandu.
Kabarnya, mereka masih belum berhasil menghubungi siapa pun di Langtang. Ia juga mengabarkan saat ini surat elektronik di Kathmandu sudah tidak berfungsi. Perkembangan situasi akan dilaporkan lewat pesan pendek. Saat ini helikopter penyelamat sudah menuju ke Langtang.
ANWAR SISWADI