TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 40 keluarga gelandangan dan pengemis siap menempati tanah milik Keraton Yogyakarta atau Sultan Ground yang disediakan untuk mereka seumur hidup di Desa Nglanggeran, Kecamatan Pathuk, Gunung Kidul. "Forever mereka di sana. Hak pakai selamanya,” kata Kepala Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta Untung Sukaryadi saat ditemui di Kepatihan Yogyakarta, Rabu, 22 April 2015.
Mereka akan menjalani pendidikan dan pelatihan sosial, mental, dan keterampilan mulai akhir April 2015 selama dua bulan. Program pemerintah Yogyakarta yang dinamakan Desaku Menanti itu sudah disiapkan sejak 2014 dengan menyediakan tanah milik Keraton Yogyakarta seluas 5 hektare. "Syaratnya, telah berkeluarga secara resmi dan berusia produktif," ujar Untung.
Baca Juga:
Pemerintah Yogyakarta menggelar razia gelandangan dan pengemis. Bagi gelandangan dan pengemis yang mempunyai tempat tinggal dan daerah asal, akan dikembalikan ke daerahnya. Sedangkan yang sudah lanjut usia akan ditempatkan di panti sosial. Bagi yang mengidap penyakit jiwa dikirim ke Rumah Sakit Grashia di Pakem, Sleman. Dinas Sosial DIY mencatat ada 500 gelandangan dan pengemis tersebar di Yogyakarta.
Sebanyak 40 kepala keluarga yang sudah lolos seleksi itu akan mengikuti diklat pertukangan karena pemerintah hanya menyediakan lahan dan uang Rp 30 juta per kepala keluarga. “Yang belanja bahan bangunan dan membangun rumah, ya, mereka,” tutur Untung. “Biar mereka tidak lagi berkeliaran di jalanan."
Satu kepala keluarga akan disediakan lahan seluas 36 meter persegi untuk rumah tipe 36. Selain lahan untuk rumah, pemerintah juga menyediakan lahan untuk bangunan komunal di area itu. Kini ada 30 keluarga gelandangan dan pengemis yang tengah menanti seleksi selanjutnya.
Ketua Forum Corporate Social Responsibility Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Pembayun menambahkan, program Desaku Menanti juga mendapat pembiayaan dari perbankan dan badan usaha milik negara. “Total nilai bantuannya Rp 2 miliar,” kata anak sulung Sultan Hamengku Buwono X itu. Dana bantuan tersebut digunakan untuk proses pembuatan talud, selokan, dan meratakan tanah yang bergelombang di sana.
PITO AGUSTIN RUDIANA