Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keluarga Siswa SD yang Tewas Minta Rp 30 Juta

image-gnews
Ilustrasi penganiayaan anak. youtube.com
Ilustrasi penganiayaan anak. youtube.com
Iklan

TEMPO.CO , Sukabumi:Kasus dugaan penganiayaan yang berujung kematian terhadap Lindawati, 8 tahun, siswa kelas 2 SDN Cimanggu Desa Cimangkok Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat,

yang dilakukan tiga anak laki-laki yang masih satu sekolah dengan korban mendapat kecaman dari keluarga korban. Pasalnya keluarga pelaku tidak memenuhi kesepakatan yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 30 juta.

Herman, 40 tahun, ayah kandung korban merasa sangat kehilangan dengan kematian putrinya yang tidak wajar tersebut. Menurut Herman pascakejadian keluarganya sudah melakukan mediasi dengan keluarga pelaku untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 30 juta secara dicicil.

"Perjanjian itu keluarga tersangka harus membayar pada saat tujuh hari korban meninggal dan 100 hari korban meninggal, namun keluarga dari orangtua Rd dan Jk ini baru membayar Rp 2 juta pada hari anak saya meninggal. Pas saya tagih tujuh harinya dia menolak untuk membayar," ujar Herman di Sukabumi, Selasa 21 April 2015.

Kesal tidak mau bertanggung jawab akhirnya keluarga korban pun melaporkan kasus tersebut ke Kepolisian Resor Sukabumi Kota, Rabu 15 April 2015. Herman sadar, uang tidak bisa mengembalikan anaknya yang sudah meninggal. Namun pria yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh serabutan ini berharap jika ada keadilan bagi keluarganya dan bagi para pelaku.

"Saya sangat merasa kehilangan, hati saya sangat sakit apalagi meninggalnya anak saya secara tidak wajar. Saya hanya berharap adanya keadilan," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Sukabumi Kota Ajun Komisaris Sulaeman mengaku masih menyelidiki kasus dugaan penganiayaan ini. Dia mengatakan saat ini langkah yang diambil memanggil saksi ahli untuk melakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban.

"Masih dalam proses penyelidikan dengan mendatangkan para saksi dan nanti juga kita akan melakukan otopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban," terangnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sulaeman menambahkan, hasil rekap cek medis yang dilakukan oleh dokter Rumah Sakit Umum Daerah Saymsuddin SH Kota Sukabumi tidak menemukan tanda-tanda adanya bekas penganiayaan seperti yang diceritakan oleh keluarga korban. Untuk itu, pihak kepolisian pun tidak mau gegabah untuk memastikan korban meninggal akibat dianiaya atau ada hal menyebab lainnya.

Tomi, doktrer spesialis kejiwaan RSUD Syamsuddin SH, membenarkan penuturan pihak kepolisian. Menurutnya pada saat masuk rumah sakit kondisi badan korban dalam keadaan baik bahkan hasil CT scan pihaknya tidak menemukan luka dalam.

"Pada saat menjalani perawan korban dirawat oleh dokter, awalnya korban ini ditangani oleh saya, karena dia sempat demam tinggi saya konsultasikan ke dokter spesialis anak dan ke THT untuk di CT scan karena katanya korban ini sering mengeluh sakit di bagian lehernya," ujar Tomi.

Menurut Tomi korban mengalami depresi berat akibat peristiwa yang menimpanya. Hal tersebut ditunjukan dengan tanda-tanda korban yang tidak mau makan dan tidak mau diajak bicara, bahkan korban sering terlihat ketakutan jika melihat anak laki-laki seusianya.

"Korban tidak mau makan dan menjadi pendiam, tetapi korban mulai menunjukan tanda-tanda normal, demamnya menurun dan mau makan serta diajak bicara. Maka dari itu kita tim dokter mengizinkan pulang. Namun ternyata saat pulang ke rumah, korban telah meninggal dunia," ujar Tomi.

DEDEN ABDUL AZIZ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pelaku Kekerasan Anak Biasanya Punya Gangguan Mental

15 hari lalu

Ilustrasi kekerasan pada anak. health. wyo.gov
Pelaku Kekerasan Anak Biasanya Punya Gangguan Mental

Psikolog menyebut para pelaku kekerasan anak cenderung memiliki gangguan kesehatan mental dan biasanya orang terdekat.


Kabupaten Sukabumi Pertahankan UHC, Sekda: Masyarakat Berobat Langsung Dilayani

32 hari lalu

Kabupaten Sukabumi Pertahankan UHC, Sekda: Masyarakat Berobat Langsung Dilayani

Berbagai program terus disiapkan agar Kabupaten Sukabumi dapat mempertahankan UHC.


Sekda Kabupaten Sukabumi Berkolaborasi Kembangkan Pariwisata Daerah

32 hari lalu

Sekda Kabupaten Sukabumi Berkolaborasi Kembangkan Pariwisata Daerah

ASITA bersama pemerintah mengembangkan pariwisata di daerah Pemkab Saukabumi


Gempa Bumi Bikin Warga Sukabumi Keluar Rumah, Terasa Sampai Bandung

49 hari lalu

Pusat gempa bumi dengan magnitudo 4,9 di laut sisi tenggara Kabupaten Sukabumi pada Sabtu, 2 Maret 2024. /BMKG
Gempa Bumi Bikin Warga Sukabumi Keluar Rumah, Terasa Sampai Bandung

Guncangan gempa bumi terasa kuat di Kabupaten Sukabumi sehingga memaksa masyarakat keluar rumah. Belum ada laporan kerusakan bagunan.


Gempa Bumi dengan Magnitudo 4,9 Mengguncang Kabupaten Sukabumi dan Sekitarnya

49 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa Bumi dengan Magnitudo 4,9 Mengguncang Kabupaten Sukabumi dan Sekitarnya

Gempa bumi terjadi di laut, sisi tenggara Kabupaten Sukabumi. Getarannya dirasakan sejumlah daerah di Jawa Barat.


Bupati Sukabumi Apresiasi Perangkat Daerah Sukses Kawal Pemilu 2024

20 Februari 2024

Bupati Sukabumi Apresiasi Perangkat Daerah Sukses Kawal Pemilu 2024

Marwan mengapresiasi seluruh perangkat daerah yang telah sigap mengawal keberlangsungan pemilu 2024, sehingga kontestasi itu berjalan dengan baik dan lancar.


Operasi Beras Murah di Kabupaten Sukabumi Tekan Laju Inflasi

20 Februari 2024

Operasi Beras Murah di Kabupaten Sukabumi Tekan Laju Inflasi

Operasi pasar murah beras ini disambut baik oleh ratusan masyarakat.


Kabupaten Sukabumi Gelar Rapat jelang Pemilu 2024

12 Februari 2024

Kabupaten Sukabumi Gelar Rapat jelang Pemilu 2024

Memastikan pemilu berjalan lancar dan kondusif.


Komnas PA: Kasus Kekerasan Anak Meningkat 30 Persen Tahun ini, Terbanyak Terjadi di Keluarga dan Sekolah

29 Desember 2023

Ilustrasi kekerasan pada anak. health. wyo.gov
Komnas PA: Kasus Kekerasan Anak Meningkat 30 Persen Tahun ini, Terbanyak Terjadi di Keluarga dan Sekolah

Kasus kekerasan terhadap anak terbanyak tahun ini adalah kekerasan seksual


Gempa Magnitudo 4,6 Kembali Guncang Sukabumi & Bogor, Sumber Gempa di Darat

14 Desember 2023

Pusat titik gempa bumi di Sukabumi, Jawa Barat. Foto/twitter/bmkg
Gempa Magnitudo 4,6 Kembali Guncang Sukabumi & Bogor, Sumber Gempa di Darat

Gempa tektonik bermagnitudo 4,6 mengguncang wilayah Sukabumi, Bogor, dan Banten, Kamis pagi 14 Desember 2023 pada pukul 06.35 WIB.