TEMPO.CO, Jakarta – Pasca-penangkapan Syarif, salah satu anggota jaringan teroris Santoso, aparat kepolisian meningkatkan pengamanan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kami tingkatkan kewaspadaan setelah ditangkapnya teroris di daerah itu," kata Kepala Bidang Humas Polda NTT Ajun Komisaris Besar Agus Santosa kepada Tempo, Senin, 20 April 2015.
Kepala Polda NTT Brigadir Jenderal Endang Sunjaya, ujar dia, telah memerintahkan intel dan Babinkamtibmas di Manggarai Barat untuk selalu waspada dan meningkatkan koordinasi dengan lurah/kepala desa. Hal ini untuk mengantisipasi masuknya jaringan teroris ke daerah itu.
Kewaspadaan masyarakat juga perlu ditingkatkan dengan mengaktifkan kembali siskamling dan wajib lapor 1 x 24 jam bagi pendatang. "Lakukan deteksi dini perkembangan situasi pasca-penangkapan di Desa Siru dan Kecamatan Lembor," tutur Agus.
Menurut Agus, perlu juga dilakukan koordinasi dengan Kesbangpolinmas dengan mengikutsertakan para camat se-Kabupaten Mabar guna pencegahan radikalisme dan menenangkan gejolak situasi di masyarakat pasca-penangkapan.
Terkait dengan masih adanya jaringan teroris di Manggarai Barat, Agus membantahnya. "Tidak ada lagi jaringan teroris di daerah itu," ujar Agus.
Syarif adalah salah satu anggota teroris jaringan Santoso yang ditangkap pada Sabtu petang, 18 April 2015, sekitar pukul 16.25 Wita oleh Densus 88 di Desa Ranggawatu, Kecamatan Sanonggoang, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Syarif merupakan pelaku penembakan Kapolsek Ambalawi Bima, Nusa Tenggara Barat, Iptu Abdul Salam pada 18 Agustus 2014.
YOHANES SEO