TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta mengirim tim ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta pada Rabu kemarin guna mengambil langkah taktis menyikapi kebocoran soal ujian nasional di sejumlah daerah.
"Yang paling utama, kami meminta pemerintah pusat melarang perguruan tinggi benar-benar tidak menggunakan hasil ujian kali ini sebagai tolok ukur penerimaan mahasiswa baru," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edi Heri Suasana, Kamis, 16 April 2015
Edi pun meminta perguruan tinggi segera menyiapkan tahapan seleksi masuk bagi calon mahasiswa pascaujian nasional tingkat SMA dan sederajat selesai dilaksanakan. "Perguruan tinggi kami harap mulai menyiapkan mekanisme seleksi masuk itu," ucap Edi.
Kebocoran soal UN, khususnya untuk jurusan ilmu pengetahuan alam, yang merembet hingga Yogyakarta kemarin, menurut Edi, bukan kesalahan pengamanan di daerah. "Kami sudah melakukan pengawasan ketat. Kebocoran terjadi karena ulah oknum percetakan di Jakarta yang ditujukan untuk provinsi lain di luar DIY, tapi menyebar sampai Yogyakarta," tutur Edi.
Pemerintah Kota Yogyakarta pun mendukung penuh langkah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Kota Yogyakarta yang sudah membongkar dan melaporkan kebocoran itu ke pihak Universitas Gadjah Mada. Meskipun Dinas Pendidikan sendiri mengakui sebenarnya sudah mendapat informasi laporan kebocoran itu sejak hari pertama pelaksanaan ujian nasional pada Senin, 13 April 2015. "Syukurlah, kami sudah mendapat kepastian dari pihak UGM dan UNY jika mereka tidak akan menggunakan ujian nasional jadi tolok ukur lagi," kata Edi.
Saat ditemui Tempo di Yogyakarta pada Februari 2015, Menteri Pendidikan Anies Baswedan sempat menuturkan hasil ujian nasional masih tetap menjadi komponen perhitungan saat siswa melanjutkan jenjang perguruan tinggi. Meskipun ujian tak lagi menjadi faktor penentu kelulusan.
Namun Pemerintah Kota Yogyakarta menyatakan, dengan bocornya soal UN saat ini, memasukkan komponen penilaian UN sebagai salah satu bagian seleksi masuk perguruan tinggi sudah tidak relevan lagi. "Demi menjaga siswa yang sudah benar-benar bersikap jujur," ujar Edi Heri.
PRIBADI WICAKSONO