TEMPO.CO, Bandung - Seekor anak macan tutul (Phantera pardus melas) berusia sekitar 7 bulan hidup telantar hingga ditemukan berada di kolong rumah warga di Desa Sukabakti, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur. Ada dua kemungkinan anak macan itu bisa keluar dari kawasan Cagar Alam Gunung Simpang. Yakni ia terpisah dari keluarganya atau induknya baru mati.
Warga setempat dan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat menyelamatkan anak macan tutul jantan itu dan membawanya ke Rumah Sakit Hewan Taman Safari Indonesia Bogor pada Senin lalu. Kepala Seksi Konservasi Wilayah BKSDA Jawa Barat M. Ari Wibawanto mengatakan anak macan tutul itu berumur sekitar 7 bulan atau baru lepas dari masa sapih. "Sepertinya ia terpisah dari kawanannya agak lama karena kelaparan dan kehausan," ujarnya kepada Tempo, Kamis, 16 April 2015.
Kondisi 15 ribu hektare Cagar Alam Gunung Simpang, kata Ari, masih bagus. Mangsa macan tutul, seperti celeng atau babi hutan, masih memadai. Macan tutul juga bebas dari pemburu. Berdasarkan hasil identifikasi dan inventarisasi kawasan konservasi itu pada 2001-2002, jumlah macan tutul di sana diperkirakan 300 ekor.
Adapun Direktur Taman Safari Indonesia Bogor Tony Sumampau mengatakan ada kemungkinan induk anak macan itu mati oleh pemburu. Tony menepis asumsi anak macan itu dibuang atau ditinggalkan induknya karena cacat sejak lahir. "Anak itu sempat diasuh paling tidak selama 6 bulan. Pertanyaannya sekarang, induknya ke mana?" kata Tony.
Jika masih hidup, Tony mengatakan, sang induk akan mencari anaknya tersebut. Ada kemungkinan lokasi pencarian sang induk sampai ke kampung warga. Ia meminta warga dan petugas mewaspadai kemungkinan tersebut dan tidak menangkap induk macan tutul itu.
Biasanya, Tony melanjutkan, induk macan tutul melahirkan dua-tiga anak dalam sekali persalinan. "Kemungkinan ada satu-dua saudara anak macan itu yang masih bertahan hidup," katanya.
Saat dirawat di rumah sakit, anak macan tutul yang terlantar itu dalam kondisi lemah. Bobotnya hampir separuh dari berat anak macan normal seusianya. "Bangun dan jalan agak susah. Setelah diinfus lebih dari 24 jam, matanya mulai terlihat cerah," kata Tony.
ANWAR SISWADI