TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Presiden Joko Widodo turut berduka atas meninggalnya Siti Zainab, tenaga kerja Indonesia yang dieksekusi di Madinah, Saudi Arabia. Menurut Retno, Jokowi langsung melayangkan nota protes kepada pemerintah Saudi.
"Presiden berduka sekali atas kabar ini. Saya sudah laporkan kepada beliau semuanya, termasuk langkah-langkah selanjutnya," ucap Retno di Istana Negara, Selasa, 14 April 2015. "Sebelumnya, kami sudah melakukan langkah optimal."
Jokowi, ujar Retno, juga kecewa dengan sikap pemerintah Saudi yang tak memberi kabar ihwal pelaksanaan eksekusi Siti Zainab. Padahal sebelumnya pemerintah Indonesia sudah melakukan lobi diplomatik untuk mencegah eksekusi gantung terhadap Zainab. "Termasuk penawaran uang diyat," tuturnya.
Retno mengakui ada kesulitan dalam melakukan lobi pencegahan eksekusi hukuman gantung. Salah satunya adalah penerapan sistem hukum qisas, yang harus meminta pengampunan kepada keluarga korban apabila ingin mencegah hukuman gantung.
Retno menjelaskan, setelah mendengar informasi eksekusi Zainab, Jokowi langsung perintahkan staf Kementerian Luar Negeri segera terbang ke Bangkalan, Jawa Timur. Tujuannya, memberitahukan informasi ini kepada keluarga. "Kami fasilitasi kunjungan keluarga untuk bertemu almarhumah," ujarnya. Ihwal proses pemulangan jenazah, Retno belum memutuskan kapan akan dilakukan.
Zainab dipidana dalam kasus pembunuhan istri majikannya di Saudi pada 1999. Dia divonis hukuman gantung oleh pengadilan pada 2001. Berbagai upaya pemerintah Indonesia ditempuh untuk membatalkan vonis itu. Namun keluarga korban tetap tak terima. Pada 14 tahun kemudian, Zainab dieksekusi.
REZA ADITYA