TEMPO.CO, Subang - Bupati Subang Ojang Sohandi menyatakan tak sanggup membantu penyelenggaraan ujian nasional berbasis komputer (computer-based test) atau online untuk semua sekolah. "Nggak mungkin lah," kata Ojang, saat ditemui Tempo, seusai memantau langsung UN online di SMK Negeri 1 Subang, Selasa, 14 April 2015.
Dana untuk pengadaan fasilitas terutama komputer dan UPS cukup mahal. Menurut Ojang, peserta UN SMA/SMK/MA di daerahnya tahun ini, jumlahnya mencapai 14 ribu siswa. "Artinya, kalau semuanya ikut UN online harus siap 14 ribu komputer," katanya. "Bisa dihitung berapa besar dana yang harus dikeluarkan."
Ojang mengungkapkan, tahun ini Subang hanya bisa menyertakan satu sekolah untuk ujian online, yang jaringan Internet dan komputer. "Itu terwujud setelah pihak sekolah menambah kekurangan fasilitasnya," ujarnya.
Ojang optimistis tahun depan peserta UN online akan bertambah. "Jumlahnya mungkin hanya satu sekolah saja yang mulai mempersiapkan diri dari sekarang."
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang Engkus Kusdinar mengatakan selain SMK Negeri 1 yang kini melaksanakan ujian nasional online, tahun depan mungkin SMA Negeri 1 Subang akan ikut melaksanakannya juga.
"Karena fasilitas komputernya sudah lumayan banyak," kata Kusdinar menjelaskan. Ia berjanji akan terus mendorong agar sekolah terfavorit di Subang tersebut bisa merealisasikan kepesertaan UN online-nya.
Kepala SMK Negeri 1 Subang Teddy Suryadi mengatakan ikhwal mahalnya fasilitas sekolah. Ketika mengajukan UN online ke Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk 140 unit komputer, dinyatakan tak lolos proses verifikasi.
Pihaknya dianjurkan menambah 34 unit komputer baru dan sembilan UPS buat kepentingan 525 peserta UN dari sekolahnya tersebut. Setelah kekurangan komputer dan UPS dipenuhi, akhirnya, sekolahnya dinyatakan lolos verifikasi dan berhak mengikuti UN online. Teddy mengaku menghabiskan dana Rp 150-200 juta buat menambah fasilitas komputer tersebut.
NANANG SUTISNA