TEMPO.CO , Jakarta:Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf, berjanji mendalami keberadaan Ahsanul Huda, terduga anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang dikabarkan meninggal. Menyusul kabar bahwa pria asal Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur masih sering berhubungan telepon dengan teman-temannya. "Informasi itu, jelas kami dalami," kata Anas kepada Tempo Jumat 10 April 2015.
Menurut Kapolda, pihaknya akan meminta intelijen untuk mendalami masalah ini. Termasuk juga sejumlah warga di Paciran, Lamongan yang pergi ke luar negeri. Pihaknya tidak bisa gegabah dengan melakukan tindakan karena segala sesuatunya harus terinci dan terukur. "Yang jelas, soal informasi ini, polisi akan mendalaminya. Sekali lagi ini, informasi baru," imbuhnya.
Kabar Ahsanul Huda yang kabarnya masih hidup, datang dari Mardolah, pamannya di Paciran. Pria usia 66 tahun ini mengatakan ada satu teman keponakannya itu yang beberapa kali telepon. "Ya, katanya pernah telepon. Benar atau tidak, saya tidak tahu," ujar Mardolah pada Tempo di rumahnya di Kampung Depok, Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Lamongan, Rabu 8 April 2015.
Tetapi, Dolah, panggilan untuk Mardola,, tidak merincinya karena sudah lama tidak berhubungan dengan keluarga Ahsanul Huda. "Saya, meragukan benar tidaknya," imbuhnya.
Soal keberadaan Ahsanul Huda memang masih menjadi pembicaraan di kampungnya di Gowak, Kelurahan Belimbing, Kecamatan Paciran, Lamongan. Suami dari Ririn dan kakak dari Tiara, keduanya bersama delapan anaknya baru saja dideportasi dari Turki. Ada yang mengatakan Ahsanul Huda masih hidup ada pula yang menyebutkan sudah meninggal. Alasannya, jika meninggal belum ada bukti fisik dan hanya berupa berita. "Ya, beritanya masih simpang siur," ujar Kepala Desa Kandang Semangkon, Paciran, Agus Mulyono pada Tempo. Dia berharap, di kemudian hari akan ada kepastian soal berita yang berkembang ini.
SUJATMIKO