TEMPO.CO, Surabaya - Pelaksanaan pemilihan kepala daerah Surabaya makin dekat, tapi partai-parti di luar PDI Perjuangan belum berani mendekati Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. PDIP Surabaya telah memberikan isyarat bakal meninggalkan Risma dan memperjuangkan kadernya sendiri, yakni Wisnu Sakti Buana yang kini menjadi wakil Risma.
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional Dewan Perwakilan Rakyat Kota Surabaya M. Arsyad mengatakan Risma masih milik PDIP, meski hubungan mereka terkesan kurang harmonis. "Yang pasti Bu Risma masih punya PDIP," kata Arsyad kepada Tempo, Kamis, 9 April 2015.
Bagi PAN, sinyal yang diberikan PDIP Surabaya untuk tidak mengusung Risma dalam pilkada Desember mendatang belum dapat dijadikan pegangan. Arsyad menilai problem antara PDIP Surabaya dan Risma hanyalah soal kebuntuan komunikasi.
Apalagi Risma sendiri, kata Arsyad, sejauh ini tidak pernah menyinggung-nyinggung tentang keretakan hubungannya dengan PDIP. Kendati begitu, Arsyad melihat bahwa segala kemungkinan masih bisa terjadi. "Semua serbabisa, apa pun yang terjadi kami siap," ujarnya.
Menurut Arsyad, PAN tidak mau tergesa-gesa bersikap karena masih menunggu perkembangan konstelasi politik. Kepastian koalisi pun belum diungkapkan terbuka oleh PAN. "Tahapan sekarang ini masih silaturahmi, masih wait and see," katanya.
Ketua Partai Keadilan Sejahtera Surabaya Ibnu Shobir mengakui, secara realistis, Risma memiliki modal kapasitas, kapabilitas, dan prestasi untuk diusung kembali. Meski begitu, Risma baru menjadi salah satu nama yang dipertimbangkan PKS untuk diajukan sebagai calon wali kota.
Namun, ujar Shobir, Risma belum memberikan jawaban atas tawaran PKS. Waktu yang tersisa dirasa cukup bagi PKS untuk mendapat kepastian dari Risma. "Apa pun jawabannya (Risma), masih cukup," ujarnya.
Hanya, PKS memang harus berkoalisi dengan partai lain untuk dapat mengusung calon sendiri. Partai berlambang padi dan bulan sabit kembang ini mengaku sudah melakukan pembicaraan dengan sejumlah partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih, yaitu Gerindra, Golkar, dan PAN. "Dengan begitu, kami punya 18 kursi cukup untuk usung calon," ucapnya.
AGITA SUKMA LISTYANTI