TEMPO.CO, Parigi Moutong - Kontak senjata antara aparat kepolisian dan kelompok bersenjata di wilayah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, terjadi lagi. Satu orang yang diduga kelompok Santoso tewas dalam baku tembak di wilayah kebun kopi kilometer 14, Desa Toboli Utara, Kecamatan Parigi Utara, pada Sabtu, 4 April 2015.
"Kejadiannya sekitar pukul 17.00 Wita, saat petugas melakukan penindakan yang kedua di wilayah tersebut," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto kepada Tempo, Minggu, 5 April 2015.
Menurut Hari, berdasarkan hasil verifikasi ke beberapa tersangka terorisme yang telah ditangkap, menyatakan bahwa jenazah teridentifikasi bernama Farid alias Imam. Yang bersangkutan juga salah satu DPO, dan kakak ipar dari Arif Susanto alias Ibnu Sugi alias Muhammad Ardiansyah Taher alias Naruto yang telah tertangkap pada 2014.
Hari menjelaskan, keterlibatan Farid alias Imam ini, pertama pada 2013 bersama Doni dan Goli. Mereka pernah mengikuti kegiatan tadrib askari/latihan perang yang diadakan Santoso di Poso. Farid bersama-sama Bado alias Osama menembak Amir alias Papa Cama yang merupakan warga Tamanjeka pada 2013.
Selain itu, yang bersangkutan pada 2014 bergabung dengan kelompok Santoso Abu Wardah ataupun Daeng Koro di tempat persembuyiannya. Farid menguasai senjata api dan hendak menyerang aparat kepolisian saat dilakukan penangkapan.
Sehari sebelumnya, kelompok bersenjata, pimpinan teroris Santoso Abu Wardah dengan gabungan Kepolisian Resor Parigi Moutong, Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Polri, dan Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, baku tembak di wilayah Gunung Desa Sakina Jaya, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parimo, Jumat, 3 April 2015.
Dalam kontak tembak, salah seorang gembong teroris Poso paling diburu polisi tewas. Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo pada Jumat malam, 3 April 2015, salah satu korban tewas diduga adalah Sabar Subagyo alias Daeng Koro. Daeng Koro merupakan satu di antara pimpinan teroris di Poso yang berperan sebagai pengatur strategis gerakan kelompok teroris di Poso.
AMAR BURASE
