TEMPO.CO, Tulungagung - Terduga pengikut ISIS yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Polri di Tulungagung, Jumat, 27 Maret 2015, ditengarai merupakan anggota Jemaah Islamiyah. Pria berdarah Arab itu aktif mengikuti pengajian di Tulungagung setelah nyantri di pondok pesantren setempat.
Penjelasan ini disampaikan Ketua RT 04 RW 04 Desa Mangunsari, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Abdul Haris, yang bertanggung jawab atas lingkungan tempat tinggal terduga pengikut ISIS itu. “Semua orang tahu dia pengikut JI (Jemaah Islamiyah),” kata Haris, Jumat, 27 Maret 2015.
Menurut Haris, pria itu pernah mondok di salah satu pesantren di Kecamatan Campurdarat, Tulungagung. Namun Haris tidak mengetahui lebih detail pondok tersebut.
Selain itu, pria terduga pengikut ISIS tersebut diketahui kerap terlibat kelompok pengajian di Kecamatan Kauman dan Campurdarat. Namun ayah lima anak ini justru jarang terlibat kegiatan di kampungnya sendiri.
Ketika Densus menangkapnya karena dicurigai terlibat gerakan radikal ISIS, hal itu cukup mengagetkan masyarakat setempat. Apalagi selama ini pria tersebut jarang berada di rumah dan kerap pergi dalam waktu lama.
Tak hanya dengan masyarakat, pria tersebut juga menutup ihwal aktivitasnya kepada istrinya sendiri. Hal ini diketahui berdasarkan pengakuan sang istri, Fitria, kepada Haris. Menurut Fitria, suaminya tak pernah memberitahu dia tentang tujuan kepergiannya selama ini. “Bahkan dia (Fitria) tak tahu suaminya pernah ke Suriah,” kata Haris.
Kepala Kepolisian Resor Tulungagung Ajun Komisaris Besar Bastoni Purnama mengatakan pria tersebut sempat menjalani pemeriksaan di Markas Polres Tulungagung sebelum dibawa ke Kepolisian Daerah Jawa Timur. Sedangkan istrinya tak turut diperiksa dan tampak berada di rumah bersama anak-anaknya saat Densus menggeledah rumahnya. Hingga kini wartawan belum bisa menemui istri terduga pengikut ISIS tersebut.
HARI TRI WASONO