TEMPO.CO , Jakarta: Pengacara Tim Pembela Muslim, Muhammad Mahendradatta, menyatakan pendiri Jamaah Ansharut Tauhid, Abu Bakar Ba'asyir, bukan pengikut Islamic State of Iraq and Syam atau Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Menurut Mahendratdatta, yang didukung oleh Ba'asyir adalah perjuangan kaum ahlussunah wal jamaah (Sunni) dari Indonesia. "Bukan ISIS-nya, tapi perjuangan melawan penguasa Syiah, Bashar Assad," kata Mahendra kepada Tempo, Ahad, 22 Maret 2015.
Mahendra mengakui Ba'asyir, terpidana teroris, pada Juli tahun lalu sempat berfoto memegang bendera ISIS di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan. Saat itu Ba'asyir diajak foto bersama oleh salah satu pengunjung. "Foto itu dipakai sebagai propaganda."
Menurut dia, Ba'asyir bukannya takut terang-terangan mendukung ISIS. Namun, mahzab yang digunakan oleh ISIS masih berbeda-beda sehingga membingungkan. Semula, ISIS dianggap sebagai upaya melawan faham Syiah yang diyakini sesat oleh Ba'asyir.
Berikutnya, perjuangan organisasi yang dipimpin oleh Abu Bakar Al-Baghdadi itu menjadi tumpang tindih dengan berbagai kepentingan dan penafsiran. "Jadi yang didukung ustad adalah perjuangan melawan penguasa syiah mau apapun namanya," kata dia.
Mahendradatta tak mengtahui kelompok-kelompok Islam garis keras lain di Indonesia yang mendukung gerakan ISIS. Menurut dia, kelompok Bima juga tidak mendukung ISIS. "Itu masalah pesantren yang ditekan oleh aparat," ujar Mahendradatta.
LINDA TRIANITA