TEMPO.CO, Pontianak - Muhammad Alfian Nurzi, 23 tahun, pamit kerja kepada kedua orang tuanya untuk kerja magang di Arab Saudi pada 16 Januari lalu. Hefzi Abdul Razak, 55 tahun, sang ayah, pun mempercayainya.
Hefzi juga meyakini anaknya hanya seorang fotografer. Putranya, yang dipanggil Fian, berdiam di Arab Saudi, bukan bergabung dengan ISIS di Suriah.
“Dia pamit untuk kerja magang. Saya percaya, soalnya peralatan untuk foto dibawa,” kata Hefzi, yang dijumpai di kediamannya, kawasan Pontianak Timur, Sabtu, 21 Maret 2015.
Hefzi mengatakan, anak ketiganya tersebut tidak pernah menunjukkan kebiasaan yang berbeda, beberapa saat sebelum berangkat. Tapi, seusai melakukan umrah 24 September 2014, Herzi mengakui anak lelaki semata wayangnya tersebut tergugah untuk kembali ke Arab Saudi. “Saat itu dia mengatakan tujuannya ke Makkah-Madinah. Dia memang menyebut ada keinginan ke sana,” ujarnya.
Hefzi mengaku terakhir kali berhubungan dengan anaknya, sembilan hari lalu. Tidak ada kabar istimewa kecuali mengabarkan dirinya dalam kondisi sehat wal afiat. Fian juga mengaku tengah berada di Mosul, Irak. “Dia aman-aman saja di sana,” katanya.
Sebagai orang tua, Hefzi, mengatakan tidak percaya jika anaknya bergabung dengan ISIS. Sepanjang pengetahuannya, Fian tidak pernah tergabung dalam organisasi berbasis agama, atau mengikuti kegiatan keagaman secara spesifik. “Kehidupannya saya tahu. Kalau tidak yakin, teman-temannya bisa ditanya,” ujarnya.
Anak pasangan Hefzi dan Nurhikmah tersebut kini belum diketahui keberadaannya. Kedua orang tuanya ingin Fian segera memberi kabar dan pulang ke Indonesia. Adanya informasi mengenai keterlibatan anaknya bergabung dengan milisi ISIS, membuat mereka terpukul.
ASEANTY PAHLEVI