TEMPO.CO, Malang - Kepala Kepolisian Resor Batu Ajun Komisaris Besar Widiyanto Pratomo menduga jemaah umrah gratis pimpinan Agus Santoso merupakan penipuan. Petugas kepolisian menyelidiki dan mengumpulkan data dan saksi. "Indikasinya penipuan, kami pantau terus," katanya di Malang, Jawa Timur, Kamis, 19 Maret 2015.
Keterangan yang dikumpulkan penyidik polisi menjelaskan mereka terus berpindah-pindah. Mereka telah meninggalkan Vila Klendra dan berpindah ke Surabaya. Awalnya, Agus mengaku melaksanakan kegiatan sosial umrah gratis yang didanai pengusaha perkebunan sawit Muhammad Eddy alias Antonius Salim.
Baca Juga:
"Pelan-pelan mereka meninggalkan lokasi naik bus ke Terminal Arjosari, Malang. Modus penipuan, rekrutmen karyawan," kata Widiyanto. Ia juga menegaskan tak ada kaitan umrah gratis tersebut dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun jemaah umrah gratis ini merupakan korban penipuan.
Sebelumnya Pangestu Ningsih asal Kalianak, Asemrowo, Surabaya, melaporkan adanya dugaan penipuan di balik umrah gratis itu. Diperkirakan korban Agus mencapai 15 ribu orang, yang tersebar di sejumlah tempat. Sedangkan Ningsih merekrut 177 orang terdiri atas warga Tulangbawang 36 orang, Mesuji 53 orang, Temanggung 71 orang, dan Makassar 17 orang.
"Mereka mendaftar sejak Februari 2015. Jadwal umrah selalu mundur," katanya. Ningsih mengetahui tawaran umrah gratis melalui Joko Karisman, warga Bogor asal Kediri. Setiap jemaah diminta menyetor Rp 150 ribu sebagai biaya administrasi. Sedangkan urusan paspor dan pemeriksaan kesehatan ditanggung manajemen PT Citralia Carla Setiapsari.
Direktur PT Citralia Hartono dan wakilnya, Sobari, ditugaskan pasangan Agus Santoso dan Lia mengurusi umrah. Mereka juga dibantu Saodah, yang mengaku eks duta besar yang mengurusi umrah, serta Sonny, pensiunan berpangkat brigadir jenderal, yang mengurusi wisata rohani ke Vatikan dan India.
"Umat Hindu dan Buddha ke India sedangkan Kristen dan Katolik ke Vatikan," kata Ningsih. Ningsih yang aktif dalam organisasi Gerakan Muda Perintis Kemerdekaan ini kemudian menggerakkan teman-temannya untuk mengikuti program umrah gratis ini. Setiap peserta umrah diminta membayar Rp 1,5 juta.
Uang tersebut rinciannya Rp 500 ribu digunakan untuk jasa koordinator, Rp 150 ribu untuk administrasi. Biaya selebihnya digunakan untuk ongkos transportasi dan akomodasi selama berada di Surabaya dan Malang. Ongkos itu konon dipakai untuk menyewa bus, biaya makan, dan akomodasi hotel.
EKO WIDIANTO