TEMPO.CO , Malang:Kelompok pengajian Abu Jandal Al Yemeni Al Indunusi alias Salim Mubarok Attamimi diyakini sudah tak aktif lagi. Abu Jandal pernah mengunggah video ancaman kepada kepolisian, TNI, sampai ormas Ansor NU sebagai anggota ISIS--kelompok Islam radikal yang kembali mendapat sorotan.
Komandan Satkorwil Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Gerakan Pemuda Ansor, Koordinator Wilayah Jawa Timur, Umar Usman, mengatakan bahwa Abu Jandal memiliki kelompok pengajian di Malang, Jawa Timur. Kelompok pengajian tersebut sering berpindah-pindah tempat di rumah anggota kelompok di Kelurahan Bumiayu dan Muharto Kota Malang.
"Ada dua rumah di Muharto yang dijadikan tempat mengaji," kata Umar kepada Tempo, Rabu 18 Maret 2015.
Banser, katanya, mengawasi pergerakan kelompok itu sejak lama dalam usaha mencegah mempengaruhi orang lain. Sebagian besar, Umar mengatakan, anggota kelompok itu berasal dari kelompok yang memperjuangkan khilafah. "Mereka pengikut Islam garis keras memperjuangkan dengan angkat senjata. Menolak khilafah hanya sekadar wacana," katanya.
Pengajian tersebut, menurut Umar, telah ditentang oleh warga sekitar rumah hingga akhirnya Salim pergi ke Suriah dan pengajian berhenti dengan sendirinya. Salim mengajak istri dengan lima anak terdiri dari tiga anak kandung dan dua anak asuh ke Suriah sejak empat tahun lalu. "Kelompok pengajian tak ada aktivitas sejak Salim ke Suriah," katanya.
Dalam pengajian di kelompok tersebut semasa aktif, kadang Salim yang berceramah. Salim menjadi radikal sejak pengagum Amir Jamaah Ansarul Tauhid, Abu Bakar Ba'asyir ini bertemu sejumlah pengikut Islam garis keras. Mereka lalu rutin melakukan pengajian berpindah-pindah tempat.
Salim masuk ke Malang sejak 2009, sebelumnya warga keturunan Yaman ini disebutkannya tinggal bersama Ibunya di RT RT 5 RW 6 Kelurahan Karanganyar Kecamatan Panggung Kota Pasuruan. "Tapi kini rumah tersebut sepi tak berpenghuni."
Selama di Malang, Salim menyewa sebuah rumah di dekat sebuah panti asuhan Muhammadiyah di Bumiayu Kota Malang. Sebanyak lima orang pengikut Salim dari Malang diperkirakan juga mengikuti jejak Salim. Diduga seluruh biaya perjalanan didanai ISIS.
EKO WIDIANTO