TEMPO.CO, Lamongan - Sebanyak 16 WNI ditangkap saat hendak menyeberang ke Suriah dari Turki. Mereka terdiri atas seorang pria dewasa, empat perempuan, dan anak-anak. Sebelumnya, 16 orang lainnya juga menghilang di Turki. Mereka berangkat dengan rombongan agen wisata. Sesampainya di Turki, 16 orang itu memutuskan berpisah dari rombongan dan berjanji akan kembali pada waktu yang disepakati. Namun mereka tak pernah kembali.
Di antara mereka yang ditangkap, ada dua bersaudara. Mereka adalah Ririn dan Tiara Nurmayanti yang merupakan saudara ipar. Dua orang ini berasal Kelurahan Belimbing, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Mereka pergi ke luar negeri tidak berbekal surat jalan, baik dari kantor kelurahan maupun Kantor Kecamatan Paciran.
Ririn adalah istri dari Ahsanul Huda, 40 tahun, pria yang terdeteksi ada di Turki pada pertengahan Ramadan 2014. Sedangkan Tiara, 34 tahun, adalah istri dari Mohammad Hidayah, terduga teroris yang meninggal dalam penggerebekan di Tulungagung oleh Detasemen Khusus 88 pada 22 Juli 2013.
Pergi ke luar negeri, Ririn mengajak tujuh anaknya. Tiara Nurmayanti juga mengajak seorang anaknya yang masih berumur 2,5 tahun. Dari keterangan keluarga, mereka berangkat sekitar 2-3 bulan lalu.
Namun, untuk pergi ke luar negeri, mereka tidak melapor atau membuat surat jalan di kantor Kelurahan Belimbing. "Mereka pamit pergi ke Solo," kata Toha Mansur, Ahad, 15 Maret 2013. Karena beralasan pergi ke Solo maka tidak dibuatkan surat pengantar. "Mereka mau berangkat ngaji," katanya.
Sehari-hari Tiara tinggal di rumah ibunya, Ny Masrikah, yang beralamat di Kampung Gowak, Kelurahan Belimbing, Kecamatan Paciran. Rumah yang berlokasi di Jalan Raya Daendles ini lebih sering tertutup. Di rumah tersebut, Tiara bersama ibunya membuka butik ukuran sedang yang menjual baju-baju muslim.
Adapun Ririn adalah menantu dari Ny Marlekan, yang tak lain ibu Ahsanul Huda. Sehari-hari, wanita dengan tujuh anak ini tinggal di Desa Kandang Semangkon, yang berjarak sekitar 4 kilometer arah timur dari Belimbing. Meski tidak satu rumah, keluarga Huda-Ririn memilih tidak mengubah baik kartu keluarga maupun kartu tanda penduduk.
Kepala Kesatuan Intelijen Kepolisian Resor Lamongan Ajun Komisaris Polisi Aris Wahyudi menyatakan telah melakukan pengecekan untuk dokumentasi atas WNI asal Paciran. Menurut dia, laporan terkait dengan proses ke luar negeri bisa dijadikan bahan baku penelusuran lebih dalam. "Kami sedang telusuri," katanya, Ahad, 15 Maret 2015.
SUJATMIKO