TEMPO.CO, Makassar - Ranu Aji, 30 tahun, tak pernah terpikir perasaan malasnya meninggalkan kontrakan ke proyek pembangunan Hanggar Balai Besar Kalibrasi Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sebenarnya merupakan pertanda tragedi. “Kami malas sekali tinggalkan rumah, susah bangunnya,” ujarnya, Selasa, 10 Maret 2015.
Bersama delapan rekannya sesama pekerja proyek pembangunan Hanggar Balai Besar Kalibrasi Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, ia berangkat ke lokasi proyek pada Senin, 9 Maret 2015. Pada pukul 10.00 Wita, atau dua jam setibanya di lokasi proyek, tiba-tiba tiang hanggar roboh.
Padahal saat itu Ranu tengah memanjat tiang berketinggian 25 meter untuk memasang aluminium komposit panel atau penutup dinding itu. Begitu tiang hanggar roboh, "Saya langsung terlempar dan tak sadarkan diri. Hanya suara-suara yang saya dengar,” kata bujangan asal Jawa Timur ini.
Ia mengatakan robohnya tiang hanggar itu amat cepat. Dengan demikian, para pekerja yang tertimpa besi langsung tidak sadarkan diri dan tak bisa menghindar. "Kan, tiang hanggar dalam dan luar berkaitan semua," ujarnya. Kecelakaan itu menyebabkan 5 orang tewas dan 12 orang terluka.
Ranu menuturkan ia baru sepekan berada di Makassar untuk mengerjakan proyek pembangunan hanggar. Sebelumnya, ia mengerjakan proyek di Kota Manado. Ia tak menduga bakal bernasib buruk di Makassar. Akibat peristiwa itu, ia mengalami luka robek pada bagian dagu dan kening, sementara mulutnya membengkak.
DIDIT HARIYADI