TEMPO.CO, Bima - Bentrokan antara warga Desa Wane dan Desa Rato, Kecamatan Perado, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, yang terjadi Selasa malam, 24 Februari 2015, menewaskan seorang aparat Desa Wane bernama Ahmad Mbuku, 37 tahun. Ahmad Mbuku mengalami luka bacok hingga meninggal dunia setelah beberapa jam dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Saat ini situasi kedua desa yang terlibat bentrok masih memanas. Warga Desa Wane dan Desa Rato memblokir semua jalan yang menghubungkan desa tersebut dengan desa lain di Kecamatan Perado dan ke arah luar Bima. "Benar, ada bentrokan antarwarga dan ada pemblokiran jalan," kata Sekretaris Camat Belo Abdul Samad kepada Tempo, Rabu, 25 Februari 2015.
Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi kejadian, puluhan aparat kepolisian dan TNI tampak melakukan pengamanan sembari mendekati warga kedua desa agar menghentikan pertikaian. Namun warga masih terus berupaya saling serang. Warga masih mempersenjatai diri dengan parang, tombak, dan panah.
Bentrokan dipicu oleh adanya demonstrasi mahasiswa dalam rangka aksi peringatan kerusuhan tambang empat tahun lalu di lokasi tambang mangan milik PT Indomainin di Wane sekitar pukul 11.00 pada Selasa, 24 Februari 2015.
Saat itu Ahmad Mbuku berusaha menghentikan aksi demo mahasiswa. Sebuah sepeda motor yang ada di belakangnya menyerempet dia dan seseorang membacoknya. Warga Wane menduga pelaku pembacokan adalah warga Desa Rato. Keluarga korban meminta pelaku pembacokan yang berjumlah lima orang ditangkap.
Warga kemudian memblokir jalan masuk ke Desa Wane, padahal itu merupakan jalur menuju pertambangan. Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Bima Ajun Komisaris Besar Ekawana mengatakan anggotanya telah ke lokasi untuk menenangkan warga. "Anggota kami sudah berada di lokasi kejadian. Tapi saat ini masih terjadi pemblokiran jalan," katanya.
AKHYAR M. NUR