TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi memastikan belum ada rencana mengganti Kepala Badan Intelijen Negara.
Belakangan, sejumlah lembaga pegiat hak asasi manusia mengingatkan Jokowi agar tidak memilih calon bermasalah.
"Belum ada pembicaraan soal penggantian Kepala BIN," ujar Yuddy di Istana Negara, Selasa, 24 Februari 2015.
Jokowi, ucap Yuddy, lebih mendorong penggantian pejabat eselon I di sejumlah kementerian dan lembaga dipercepat supaya tidak mengganggu target pemerintah. "Soal kepala badan, tak dibahas."
Tiga nama disebut-sebut sebagai pengganti Marciano Norman menduduki posisi Kepala BIN. Mereka adalah mantan Wakil Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan) Fachrul Razi, mantan Wakil Kepala BIN As'ad Said Ali, dan mantan Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal (Purnawirawan) Sjafrie Sjamsoeddin.
Sebelumnya, Direktur Program Imparsial Al Araf meminta Presiden Joko Widodo bersikap bijak dalam memilih Kepala BIN baru pengganti Letnan Jenderal (Purnawirawan) Marciano Norman.
Al Araf mengingatkan Presiden Jokowi agar tidak tersandera partai politik pendukung dalam menetapkan Kepala BIN baru.
Al Araf meminta Presiden Jokowi tidak memasukkan nama-nama kontroversial dalam bursa calon Kepala BIN. Salah satu isu terkencang adalah adanya calon Kepala BIN yang diduga terlibat kasus pelanggaran hak asasi manusia.
TIKA PRIMANDARI