TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Ferry Sofwan Arief mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta setiap kabupaten dan kota di provinsi itu menggelar operasi pasar tanpa menunggu harga beras melambung.
“Kalau memang harga beras cenderung terus meningkat, tidak perlu lagi menunggu ada kenaikan, terlalu lama,” kata Ferry di Bandung, Senin, 23 Februari 2015.
Ferry mengatakan Pemerintah Provinsi sudah mengirim surat permintaan kepada seluruh pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Barat agar melakukan operasi pasar jika terjadi peningkatan harga pada awal Desember 2014. Jika kenaikan harga sudah dirasakan, pemerintah daerah dipersilakan langsung mengajukan izin menggelar operasi pasar ke subdivisi regional Bulog, tidak perlu melalui kantor gubernur.
Menurut Ferry, harga rata-rata beras di Jawa Barat hari ini sudah menembus Rp 10.600 per kilogram, sementara harganya pada awal Desember 2014 sekitar Rp 9.500 per kilogram. “Meningkat 11 persen. Ini masih bisa kita tahan, tapi, harapannya, jangan ikut-ikutan naik gara-gara harga di Jakarta naik,” ujar Ferry.
Ferry menambahkan, saat ini pedagang cenderung menaikkan harga jual beras. Ihwal alasan mereka, Ferry mengatakan ada kemungkinan mereka mengikuti langkah pegadang lain dan berspekulasi. Padahal stok masih aman dan beras untuk masyarakat miskin pun sudah disalurkan.
Menurut Ferry, kenaikan harga beras pada Februari 2014 terjadi akbat banjir yang melanda sebagian wilayah Pantai Utara Jawa, termasuk jalur di wilayah Jawa Barat yang terputus. Ferry menampik dugaan adanya permainan mafia beras dalam kenaikan harga saat ini. Dia beralasan, pasar beras di Jawa Barat berbeda dengan Pasar Induk Cipinang di Jakarta. Pedagang di Jawa Barat adalah penyalur untuk konsumen, bukan secara khusus menampung beras seperti di Pasar Cipinang.
AHMAD FIKRI