TEMPO.CO, Bojonegoro - Dari 18 korban meninggal bus Sang Engon dengan nomor polisi B-7222-KGA, sebagian besar warga Desa Dander Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Bus itu membawa 58 jemaah pengajian pulang dari Pekalongan dan mengalami kecelakaan di Jalan Tol Jatingaleh, Semarang, Jumat, 20 Februari 2015.
Menurut Kepala Kepolisian Sektor Dander Ajun Komisaris Polisi Imam Khanafi, pendataan sudah dilakukan. Dari 58 penumpang bus, 18 di antaranya meninggal.
Sebagian besar dari mereka adalah warga Desa Dander. Selebihnya, satu orang dari Kecamatan Padangan; dari Kecamatan Balen, Bojonegoro; dan satu orang dari Kabupaten Nganjuk. "Tapi sebagian warga di Dander," katanya kepada Tempo, Sabtu, 21 Februari 2015.
Imam Khanafi mengatakan pihaknya kini tengah mempersiapkan kedatangan jenazah. Kabar yang diterima, pemulangan dilakukan bertahap. Lima jenazah diberangkatkan dari Semarang pukul 02.30 dan diperkirakan sampai di Bojonegoro sekitar pukul 10.00.
Tahap kedua, sebelas jenazah diberangkatkan dari Semarang Kota pukul 06.00 dan diperkirakan sampai di Dander, Bojonegoro, sekitar pukul 11.00. Sedangkan dua jenazah diberangkatkan tak lama kemudian. Sebanyak 18 jenazah itu diangkut dari Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariyadi, Semarang.
Delapan belas orang meninggal dan puluhan lainnya terluka saat bus Sang Engon dengan nomor polisi B-7222-KGA mengalami kecelakaan di Jalan Tol Jatingaleh, Semarang, Jumat sore, 20 Februari 2015.
Melihat kondisi kecelakaan, diperkirakan bus nahas itu melaju dengan kecepatan tinggi dan hilang kendali saat memasuki Jalan Lingkar Jangli dengan medan yang menurun dan menikung. "Mungkin 100 kilometer per jam," kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Brigadir Jenderal Nor Ali di lokasi kejadian.
SUJATMIKO